Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pada penutupan Rabu (12/8), rupiah menoreh pelemahan terbesar di sepanjang tahun ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup dengan pelemahan mencapai 1,4% menjadi 13.788 per dollar AS. Ini merupakan pelemahan terbesar sejak Desember 2014.
Pada transaksi sebelumnya, mata uang garuda sempat menyentuh level 13.831 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 1998.
Ada dua faktor utama yang membuat rupiah keok. Pertama, devaluasi mata uang yuan untuk kedua kalinya pada hari ini sebesar 1,6%. Kemarin, bank sentral China sudah memangkas nilai tukar yuan sebesar 1,9%.
Kedua, langkah Presiden Joko Widodo dalam me-reshuffle kabinetnya.
"Pengumuman reshuffle kabinet datang pada masa-masa volatil, di mana pasar tidak memprediksi China akan sedemikian agresif. Memilih orang lama merupakan keputusan yang bagus sehingga transisi akan lebih lancar," jelas Ikhwani Fauzana, head of rates trading PT Bank Negara Indonesia di Jakarta kepada Bloomberg.
Catatan saja, rupiah sudah keok 10% di sepanjang tahun ini dan menjadi mata uang dengan performa terburuk di kawasan regional setelah ringgit Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News