Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mendekati pertemuan FOMC, diprediksi nilai tukar rupiah bisa manfaatkan peluang penguatan. Antisipasi pasar akan membuat USD sesaat ditinggalkan dan mata uang yang berlawanan dengannya bisa unggul sementara.
Di pasar spot, Jumat (10/6) nilai tukar rupiah terkikis 0,05% ke level Rp 13.294 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah tergelincir 0,59% di level Rp 13.309 per dollar AS.
Resti Aviadinie, Analis Treasury PT Bank Negara Indonesia Tbk menuturkan di awal pekan ini akan minim data ekonomi eksternal dan internal yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Pasar hanya berfokus ke tengah pekan saat FOMC dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia digelar.
"Di akhir pekan kemarin, data ekonomi AS cenderung biasa saja, tidak ada yang memuaskan pasar," analisa Resti. Hal tersebut yang bisa jadi kesempatan rupiah untuk mengungguli USD yang sedang kehilangan pamor.
Data prelim UoM sentimen konsumen dirilis menurun, sementara prelim ekspektasi inflasi tercatat stagnan. Dengan neraca perdagangan The Fed yang masih catatkan defisit meski jumlahnya mengempis.
"Pasar akan cenderung wait and see dan beralih ke safe haven, ditambah data yang buruk USD bisa tertekan," duga Resti. Dukungan lainnya bisa datang jika harga komoditas terutama minyak kembali membaik. Tentunya hal tersebut bisa jadi katalis positif bagi mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News