Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ruang penguatan rupiah masih terbuka. Kemarin (22/6), mata uang Garuda tertopang sentimen eksternal, bangkitnya mata uang euro.
Di pasar spot, rupiah terapresiasi 0,19% menjadi Rp 13.306 per dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, rupiah menguat tipis 0,04% menjadi Rp 13.318 per dollar AS
Research and Analyst Fortis Asia Futures Sri Wahyudi bilang, keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di 7,5% pada pekan lalu, menopang rupiah. Selain itu, bangkitnya euro mampu menahan laju dollar AS. Diperkirakan akan ada solusi bagi penyelesaian utang yunani," paparnya.
Analis pasar uang Bank Mandiri Reny Eka Putri menilai, isu eksternal dominan menyokong rupiah. Otot dollar mengendur, sebab rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) akan dilakukan bertahap alias tidak agresif. "Ini akan berefek positif bagi mata uang asing yang berhadapan dengan USD, termasuk rupiah," ujarnya.
Wahyudi menduga, rupiah masih berpeluang menguat terbatas, sebab pasar masih menunggu hasil pertemuan Euro Summits. Jika Yunani berhasil diselamatkan, dollar AS akan kembali tertekan, sehingga rupiah bisa lanjut menguat. Sekalipun rupiah melemah karena efek solidnya data ekonomi Amerika Serikat, koreksi relatif tipis.
Prediksinya, rupiah bergulir antara Rp 13.256-Rp 13.318. Sementara, Reny menebak, hari ini, rupiah konsolidasi di kisaran Rp 13.300-Rp 13.345 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News