Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatan pada pekan depan. Nilai tukar rupiah berhasil menguat menutup pekan lalu di hadapan dollar Amerika Serikat (AS), Jumat (15/3). Mengutip Bloomberg, di pasar spot rupiah menguat ke Rp 14.260 atau 0,13% dari posisi Rp 14.278 per dollar AS.
Sementara, pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada pada level Rp 14.310 per dollar AS atau melemah 0,40% dari perdagangan sebelumnya.
Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai, rilis data ekonomi terutama inflasi Jepang pekan depan menjadi acuan terkait kebijakan bank sentral negara maju. Diperkirakan Bank of Japan (BoJ) tidak akan menahan bunga terlalu lama. Jika BoJ menurunkan suku bunga, maka ini sinyal bagi pelemahan mata uang negara maju sepanjang 2019.
“Inilah yang membuat pelaku pasar akhirnya kembali ke mata uang negara emerging market,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Sabtu (16/3).
Selain itu, sentimen penguatan rupiah masih berasal dari rilis surplus neraca perdagangan yang mencapai US$ 329 juta. Penurunan impor secara signifikan sebesar negatif 9,26% year on year (yoy) tidak terlepas dari kebijakan pemerintah sehingga diapresiasi oleh pasar.
Ia juga merasa investor pekan depan masih mencermati perkembangan Brexit setelah adanya penolakan di parlemen Inggris. Namun, kondisi ini tdak membuat indeks dollar menguat. Dalam sepekan terakhir, dollar index turun 0,94%. Rupiah diuntungkan dari pelemahan dollar AS terhadap mata uang utama.
Bhima memprediksi pada Senin (18/3) rupiah bergerak menguat tipis di kisaran Rp 14.140-Rp 14.280 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
