Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Koreksi pada indeks dollar Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu bisa jadi sentimen positif bagi rupiah. Di pasar spot, Jumat (25/11) pekan lalu, valuasi rupiah menguat 0,24% ke Rp 13.525 per dollar AS. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah masih terkikis 0,22% menjadi Rp 13.570 per dollar AS.
Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures, mengatakan, koreksi indeks dollar AS wajar terjadi lantaran mata uang negeri Uak Sam telah mencapai level tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Karena itu, koreksi ini hanya sesaat tapi bisa dimanfaatkan rupiah untuk unggul. Dominasi The Greenback pun masih akan berlangsung hingga The Fed mengerek suku bunganya.
Makanya, Farial Anwar, pengamat pasar uang, melihat penguatan rupiah hanya sementara. Apalagi, ada tekanan dari dalam negeri berupa rencana aksi damai 2 Desember. "Potensi dana asing untuk keluar tetap besar," ujar Farial.
Berbekal faktor eksternal dan internal tersebut, Farial memproyeksikan, pergerakan rupiah Senin ini (28/11) di kisaran Rp 13.450 hingga Rp 13.600 per dollar AS. Sebaliknya, Nizar memprediksikan, valuasi rupiah akan menguat terbatas di rentang Rp 13.450–Rp 13.550.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News