Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Penguatan dollar AS menekan valuasi rupiah, Kamis (14/9). Meski demikian, mata uang Garuda menantikan rilis data neraca perdagangan yang diharapkan bisa memberikan sentimen positif.
Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah melemah 0,22% menjadi Rp 13.239 per dollar AS. Di pasar spot, kurs rupiah juga melemah 0,38% ke level Rp 13.251 per dollar.
Meredanya Badai Harvey dan Irma memberikan sokongan bagi indeks dollar. Efeknya, rupiah kalah melawan mata uang Paman Sam.
Pasar kini menanti rilis inflasi AS pada Kamis malam, yang diprediksi naik 0,3% dari realisasi sebelumnya 0,1%. "Apabila data inflasi sesuai atau malah lebih jelek, akan melemahkan dollar," kata Lukman Leonga, Research & Analyst Valbury Asia Futures, Kamis (14/9).
Sementara, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengingatkan, pasar untuk mengantisipasi pulihnya dollar AS. Pasalnya, anggota parlemen AS tengah membahas lebih lanjut rencana rencana reformasi pajak yang pernah diwacanakan Trump. Bila reformasi tersebut benar dijalankan, dollar berkesempatan melanjutkan penguatan.
Namun demikian, Josua mengingatkan pasar harus memperhatikan rilis data klaim pengangguran AS yang diprediksi naik menjadi 303.000 dibanding sebelumnya di 298.000. "Sentimen masih banyak dari global," paparnya.
Sedangkan dari sisi internal, Josua melihat pasar akan menantikan rilis Neraca Perdagangan Indonesia yang diproyeksi surplus. Sementara, Lukman mengingatkan bahwa data cadangan devisa negara juga berpeluang memberi dorongan positif pada rupiah.
Prediksi Josua, Jumat (15/9), akan kembali melemah di kisaran Rp 13.205-Rp 13.265. Senada, Lukman juga melihat tren pelemahan rupiah dengan rentang Rp 13.150- Rp13.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News