Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Edy Can
Akhir pekan lalu, rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,75% ke Rp 9.388 per dollar AS. Sedangkan, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah melemah 0,61% ke Rp 9.433.
Para analis memprediksi, rupiah pekan ini cenderung flat. Penetapan suku bunga acuan di level 5,75% tidak akan banyak membantu pergerakan rupiah.
Analis BNI Klara Pramesti menduga, selama sepekan ini, rupiah masih akan tertekan. Sebab, krisis Eropa masih belum membaik.
Pada 14 Juni, pasar menanti data klaim pengangguran di Amerika. Kekhawatiran menjelang pemilu Yunani pun masih tinggi.
Namun, pemberlakuan term deposit valas oleh BI akan mulai terasa dampaknya. Diler valas BRI Taufan Tito memprediksi, eksportir mulai banyak menyimpan dana sisa ekspornya di Indonesia. Karena itu, Taufan berharap, cadangan devisa bisa membaik.
Alhasil, kepercayaan investor bisa kembali membaik. Namun, Taufan tetap menyarankan untuk berhati-hati karena masih belum ada tanda perbaikan kondisi krisis di Eropa. Pekan ini, Taufan dan Klara memperkirakan, rupiah akan cenderung flat di kisaran Rp 9.300 - Rp 9.400 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News