kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah berada di Rp 14.469 per dolar AS pada Kamis (29/4) siang


Kamis, 29 April 2021 / 11:49 WIB
Rupiah berada di Rp 14.469 per dolar AS pada Kamis (29/4) siang
ILUSTRASI. Rupiah menguat karena The Fed tidak mengubah outlook dovish pada inflasi.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih bertahan di zona penguatan meski lebih kecil jika dibandingkan dengan posisi tadi pagi. Pada Kamis (29/4) pukul 11.45 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 14.469 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kurs rupiah spot ini menguat 0,21% jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin pada R 14.500 per dolar AS. Tadi pagi, kurs rupiah bahkan sempat menguat hingga menyentuh Rp 14.430 per dolar AS sebelum mempersempit penguatan.

"Rupiah menguat karena The Fed tidak mengubah outlook dovish pada inflasi dan pembelian aset masih akan berlanjut beberapa waktu mendatang," kata Chang Wei Liang, macro strategist DBS Bank di Singapura. Dia menambahkan bahwa penguatan rupiah bisa tertahan menjelang rilis angka pertumbuhn ekonomi AS yang berpeluang mengangkat yield US Treasury.

Kurs rupiah ini masih lebih lemah jika dibandingkan dengan rata-rata kurs rupiah tahun ini yang berada di Rp 14.251 per dolar AS. Rupiah menyentuh posisi paling buruk tahun ini pada Rp 14.615 per dolar AS pada 15 April lalu. Sedangkan posisi terkuat rupiah tahun ini adalah pada Rp 13.895 per dolar AS yang tercapai pada 4 Januari 2021.

Baca Juga: IHSG menguat 0,55% ke 6.007 pada akhir sesi I Kamis (29/4)

Rupiah menguat setelah hasil rapat bank sentral AS Federal Reserve mengumumkan suku bunga yang masih bertahan di rekor terbawah. The Fed juga melanjutkan program pembelian obligasi dan menampik potensi inflasi dari stimulus jumbo yang dikucurkan pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

"Aktivitas ekonomi yang lebih kuat memicu reli yang disebabkan oleh permintaan, tapi ketika The Fed mengatakan bahwa inflasi saat ini hanya sementara, maka pertumbuhan bisa terjadi tanpa ada kekhawatiran tapering atau kenaikan suku bunga," kata Malcolm Dorson, money manager Mirae Asset Global Investments di New York kepada Bloomberg.

Keputusan The Fed ini turun menurunkan yield surat utang AS, US Treasury tenor 10 tahun ke 1,61% pada Rabu (28/4). Yield ini terkoreksi dari hari sebelumnya di 1,62%.

Baca Juga: Kurs rupiah menguat ke Rp 14.465 per dolar pada Kamis (29/4) pagi, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×