Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski Bank Indonesia (BI) telah mengambil langkah moneter dengan menaikkan suku bunga acuan, rupiah tampaknya masih belum tertopang. Kuatnya sentimen eksternal, terutama dari negeri Paman Sam, membuat mata uang Garuda sulit pulih dengan cepat.
Analis Monex Investindo Faisyal, menjelaskan, langkah BI menaikkan suku bunga memang sudah tepat demi menjaga rupiah tidak tertekan semakin dalam. Namun, kebijakan tersebut bisa dikatakan masih kurang ampuh untuk mengangkat nilai tukar di tengah penguatan dollar AS yang signifikan.
"Pasar bergerak berdasarkan rumor dan sekarang rumor kenaikan suku bunga acuan AS yang sampai empat kali tahun ini masih begiu kencang," ujar Faisyal, Jumat (18/5).
Ia menilai, pekan ini rupiah masih harus menghadapi tantangan sentimen kuat, yaitu hasil dari notulensi FOMC yang akan rilis Kamis (24/5) mendatang. Jika notulensi ini mengindikasikan kebijakan The Fed yang hawkish, penguatan dollar akan terus berlanjut dan membebani rupiah.
Faisyal memproyeksi, besok, Senin (21/5), rupiah masih akan lanjut melemah dalam rentang Rp 14.100 hingga Rp 14.200 per dollar AS. Adapun, untuk sepekan ke depan, Faisyal memprediksi rentang yang lebih lebar untuk gerak rupiah yaitu Rp 13.900 - Rp 14.500. "Sebab, belakangan rupiah bergerak cukup liar," tandasnya.
Mengutip Boomberg, rupiah pada Jumat (18/5) ditutup melemah 0,7% ke level Rp 14.156 per dollar Amerika Serikat (AS). Adapun, rupiah mencatat pelemahan 1,3% dalam sepekan kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News