Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah jatuh ke rekor terburuknya sejak tahun 1998 setelah ditutup ke level Rp 16.596 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (28/2). Kekhawatiran Good Corporate Government (GCG) hingga kebijakan tarif AS menjadi penekan bagi rupiah.
Dalam sepekan, rupiah di pasar spot pun sudah melemah 1,7% dan koreksi 1,75% di sepanjang Februari 2025. Alhasil, rupiah pun menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia pada bulan Februari 2025.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, rupiah tertekan oleh arus keluar dana asing di pasar saham domestik, merespon penurunan peringkat MSCI saham Indonesia oleh Morgan Stanley.
Pelemahan rupiah juga diperburuk oleh penguatan dolar AS akibat kekhawatiran perang dagang.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Anjlok ke Rp 16.596 Per Dolar AS Hari Ini, Terburuk Sejak Juni 1998
"Trump yang mengonfirmasi tarif Kanada dan Meksiko tetap dimulai pada 3 Maret 2025 serta tambahan 10% tarif ke China dan 25% tarif global untuk aluminium dan baja," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (28/2).
Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana menambahkan, investor juga memiliki kekhawatiran terhadap GCG Indonesia, mengingat meningkatnya kasus korupsi yang terjadi. Lihat saja, kehadiran Danantara dan Bullion Bank tak mampu menahan dana investor asing, khususnya di pasar saham.
"Keduanya memiliki tujuan positif, tetapi mungkin ada kekhawatiran terkait dengan eksekusinya," sebutnya.
Selain itu, rilis data Durable Goods yang naik melebihi ekspektasi mendorong peningkatan indeks dolar. Alhasil turut menekan pergerakan rupiah.
Untuk awal pekan depan, tekanan terhadap rupiah diperkirakan masih berlanjut. Sentimen GCG dan tarif masih cukup kuat membayangi pergerakan rupiah.
Selain itu awal pekan depan juga akan ada rilis inflasi Indonesia. Lukman memperkirakan, inflasi tahunan diperkirakan masih akan turun ke 0,5% dan bulanan hanya 0,2%.
Cadangan devisa Indonesia juga diperkirakan stabil di kisaran US$ 156 miliar.
Baca Juga: Rupiah Anjlok 2,79% di Sepanjang 2025, Penurunan Paling Dalam di Asia
"Walau investor masih menantikan data inflasi PCE AS malam ini, namun tidak akan meredakan sentimen negatif yang ada saat ini," lanjutnya.
Dus, Lukman memperkirakan rupiah berkisar di Rp 16.450 - Rp 16.600 per dolar AS. Lalu Fikri memperkirakan rupiah dalam kisaran Rp 16.500 - Rp 16.600 per dolar AS.
Selanjutnya: AAJI Catat Pendapatan Premi Capai Rp 185,39 Triliun pada 2024
Menarik Dibaca: IDEC 2025 Dorong Inovasi di Industri Kesehatan Gigi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News