Reporter: Danielisa Putriadita, Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil ditutup menguat di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) di akhir pekan lalu. Kendati demikian, kekuatan mata uang Garuda diyakini tidak bertahan hingga awal pekan ini.
Analis Monex Investindo Faisyal menilai, sentimen penurunan cadangan devisa Juni US$ 3,1 miliar berpotensi membuat rupiah tertekan. "Selain itu, belum ada data ekonomi dalam negeri yang bisa mendorong rupiah secara signifikan pekan ini,” kata dia, Jumat (6/7).
Tapi, analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, ada kemungkinan mata uang Garuda cuma melemah terbatas. Maklum, saat ini dollar AS sendiri sebenarnya dalam tren turun.
"Ada potensi AS melakukan negoisasi dengan China, pelaku pasar sudah memfaktorkan hal tersebut," kata Reny. Dengan begitu, seharusnya tekanan ke rupiah akan berkurang. Jika pun rupiah masih melemah, akan terjadi secara terbatas.
Selain itu, Faisyal menuturkan, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sudah cukup diantisipasi pasar. Dengan demikian, data ketenagakerjaan AS yang rilis akhir pekan lalu tidak terlalu berdampak pada pergerakan rupiah.
Faisyal memprediksi, hari ini rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.310–Rp 14.425 per dollar AS. Sementara Reny memperkirakan, mata uang Garuda akan bergerak di kisaran Rp 14.310–Rp 14.398 per dollar AS.
Jumat (6/7) lalu, kurs rupiah di pasar spot bergerak menguat 0,13% menjadi Rp 14.375 per dollar AS. Sementara, kurs tengah rupiah pada Bank Indonesia masih melemah 0,15% menjadi Rp 14.409 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News