kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rugi usaha membengkak, Ever Shine Tex (ESTI) cetak rugi bersih US$ 2,79 juta di 2019


Senin, 18 Mei 2020 / 10:37 WIB
Rugi usaha membengkak, Ever Shine Tex (ESTI) cetak rugi bersih US$ 2,79 juta di 2019


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI) di tahun 2019 mengecewakan. Hal ini terjadi setelah perusahaan tekstil ini malah mencetak rugi bersih pada kinerja tahun lalu.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, sepanjang 2019 silam, ESTI mencetak rugi bersih besar US$ 2,79 juta. Padahal di tahun 2018, perusahaan masih mencetak untung US$ 1,14 juta.

Rugi yang didapat ESTI datang setelah rugi usaha di tahun lalu naik hingga 300% menjadi US$ 662.233. Padahal di tahun sebelumnya masih rugi sebesar US$ 161.889 di 2018. 

Direktur dan Sekretaris Perusahaan ESTI Erlien Lindawati menjelaskan, rugi usaha yang naik signifikan disebabkan oleh turunnya laba bruto tahun 2019, meskipun biaya operasi juga turun. 

Baca Juga: Terpukul corona, bisnis Ever Shine Tex (ESTI) tertolong permintaan masker & APD

"Secara keseluruhan kinerja keuangan 2019 menurun dengan total rugi komprehensif sebesar US$ 2,79 juta. Hal ini disebabkan laba bruto yang turun dan beban keuangan yang naik hingga 29,4% mencapai US$ 2,40 juta," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (15/5). 

Erlien menjelaskan di sepanjang tahun lalu laba bruto ESTI di 2019 turun 58,2% menjadi US$ 1,86 juta. Hal ini karena turunnya penjualan bersih hingga  17,14% yoy menjadi US$ 29,89 juta. 

Adapun penjualan ekspor maupun lokal ESTI menyusut. Rinciannya, penjualan ke dalam negeri turun 7,7% sedangkan penjualannya ke luar negeri merosot hingga 30,3% yoy. 

Sentimen negatif yang menekan penjualan Ever Shine Tex tak lain karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Erlien mengungkapkan, AS mengenakan tarif tinggi bagi produk impor dari China termasuk produk tekstil sehingga menyebabkan barang-barang termasuk produk tekstil dari China membanjiri pasar di luar AS.

Dalam hal ini, Indonesia juga jadi korbannya karena kebanjiran tekstil China dengan harga yang sangat rendah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×