Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI) akan memecah nilai nominal saham atau stock split dengan rasio 1:5. Perusahaan roti ini akan meminta restu pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 17 Oktober 2013 mendatang.
Dalam agenda RUPSLB, ROTI menjelaskan, nilai nominal saham yang sebelumnya Rp 100 akan dipecah menjadi Rp 20 per saham. Rencana stock split ini juga akan mengubah anggaran dasar perusahaan. "Untuk rencana stock split harus menunggu persetujuan RUPSLB," ujar Stephen Orlando, Public Relations ROTI, Rabu (2/10).
Jika mengacu pada penutupan harga saham ROTI kemarin sebesar Rp 6.300 per saham, maka harga saham ROTI setelah stock split akan sekitar Rp 1.260 per saham. Jumlah saham ROTI pun akan lebih banyak lima kali lipat.
Analis MNC Securities, Reza Nugraha menilai, harga saham ROTI sebenarnya masih terjangkau untuk investor. Namun, manajemen ROTI diindikasikan ingin meningkatkan likuiditas saham.
Reza menilai, rasio stock split ini menarik dan akan membuat investor ritel makin menyukai saham ROTI. Meski demikian, harga saham dengan nominal yang kecil akan membuat fluktuasi saham makin tinggi. "Harga saham di bawah Rp 2.000 akan lebih banyak bergerak fluktuatif," kata Reza.
Dibanding emiten lain, ROTI termasuk emiten yang cukup defensif terhadap volatilitas indeks. Ekspansi ROTI juga banyak dan pangsa pasarnya besar. Dus, investor yang menginginkan saham dengan fundamental bagus dan harga murah, bisa mencermati ROTI. "Kekurangannya hanya eksposur utang yang makin tinggi," kata dia.
Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas bilang, setelah stock split, saham ROTI makin likuid dan berpotensi untuk meningkat. "Rasio stock split juga cukup rasional," kata dia.
Menurut Lucky, saham ROTI masih berada di batas nilai wajar. Dibandingkan emiten lain seperti PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Tbk (ULTJ), prospek ROTI lebih menarik karena ekspansinya yang besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News