kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Risk aversion meningkat, rupiah terdepak ke 9.059


Kamis, 16 Februari 2012 / 11:31 WIB
Risk aversion meningkat, rupiah terdepak ke 9.059
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo meninjau proses vaksinasi Covid-19 bagi para guru dan lansia di SMA Negeri 70 Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ketidakpastian bailout Yunani kian menekan rupiah, hari ini. Pada perdagangan pukul 11.28 WIB, pasangan (pair) dollar AS dan rupiah (USD/IDR) bergulir ke level 9.059, dari posisi penutupan kemairn di 8.958. Itu artinya, rupiah melemah sebesar 1,1% terhadap dollar AS.

Head of trading PT Bank Commonwealth, Veni Kriswandi menilai, pelemahan rupiah hari ini masih terimbas dari aksi profit taking yang terjadi di pasar obligasi, kemarin.

"Risk aversion kian meningkat, apalagi dengan mencuatnya kabar penundaan bailout Yunani, dan tidak adanya stimulus lanjutan dari The Federal Reserves seperti yang diharapkan pasar," urai Veni, Kamis (16/2).

Namun, lanjutnya, secara fundamental ekonomi Indonesia terbilang bagus. Aksi profit taking murni terjadi karena harga obligasi sudah naik signifikan beberapa pekan terakhir.

Veni memperkirakan, hari ini, rupiah memang masih akan cenderung tertekan, dan bergulir di kisaran 9.000 - 9.050. "Adanya intervensi langsung oleh Bank Indonesia dengan menjual dollar ke pasar, menahan pelemahan tajam pada rupiah," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×