kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risk appetite mengangkat rupiah ke level Rp 14.865 per dolar AS


Rabu, 13 Mei 2020 / 18:06 WIB
Risk appetite mengangkat rupiah ke level Rp 14.865 per dolar AS
ILUSTRASI. Rupiah pada pasar spot ditutup ke level Rp 14.865 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil catatkan kinerja positif pada perdagangan hari ini, Rabu (13/5). Merujuk Bloomberg, rupiah pada pasar spot ditutup ke level Rp 14.865 per dolar Amerika Serikat (AS).

Dengan demikian, rupiah berhasil menguat 0,27% dibandingkan penutupan sebelumnya (12/5), yang berada di level Rp 14.905 per dolar AS. Setali tiga uang, rupiah juga berhasil mencatatkan laju positif di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Garuda ini berhasil ditutup menguat 0,60% ke level Rp 14.887 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah menguat ke Rp 14.865 per dolar AS pada akhir perdagangan Rabu (13/5)

Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong menjelaskan penguatan rupiah masih sejalan dengan dorongan dari sentimen eksternal. Lukman menyebut, pasar saat ini tengah diselimuti optimisme akan meredanya virus corona di berbagai negara.

“Dengan membaiknya optimisme pasar, maka para pelaku pasar pun kembali mengincar aset berisiko dan masuk ke emerging market. Hal inilah yang pada akhirnya membuat rupiah hari ini terdorong menguat,” ujar Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (13/5).

Baca Juga: Pemerintah Optimistis Ekonomi 2021 Mulai Pulih

Sementara ekonom Bank Mandiri Reny Eka Puteri menuturkan dari dalam negeri, data ekonomi terakhir masih relatif positif sehingga membantu penguatan rupiah hari ini. Sementara data ekonomi dari AS, data klaim pengangguran yang mencapai 14% merupakan yang terburuk dan membangkitkan risk appetite investor.

“Dari domestik, cadangan devisa April berhasil meningkat sementara capital inflow juga masuk ke pasar dalam negeri, khususnya melalui pasar obligasi. BI juga masih standby untuk melakukan kebijakan triple intervention guna menjaga kepercayaan investor,” terang Reny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×