Sumber: Bloomberg | Editor: Yudho Winarto
KUALA LUMPUR. Mata uang ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia paling terkena dampak dari ketegangan hubungan antara Iran dan Arab Saudi pasca pemutusan hubungan diplomatik. Kedua mata uang tersebut turun dalam tiga pekan ini didukung permintaan terhadap dollar AS.
“Untuk menghindari risiko, mata uang utama yang menjadi pilihan adalah dollar AS,” kata Skatiandi Supaat, kepala riset valuta asing di Malayan Banking Bhd.
Ringgit turun 0,7 % menjadi 4,3238 dollar pada 10:50 waktu Kuala Lumpur, dan sebelumnya mencapai 4,3270, terlemah sejak 18 Desember, menurut harga dari bank lokal yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Mata uang ringgit kehilangan sekitar 19 % tahun lalu, kinerja terburuk di Asia, dipicu kemerosotan dalam minyak mentah Brent menyakiti prospek hanya eksportir minyak bersih utama di Asia.
Sedangkan, rupiah melemah 0,8 % menjadi 13.900 dollar, sesuai dengan harga dari bank lokal. Tenggelam 10,2 % pada tahun 2015 di mana tahun kelima dari kerugian dan terpanjang sejak 1998 karena ekspor dikontrak untuk bulan lurus 14 sampai November di tengah anjloknya harga komoditas
Asal tahu saja, ketegangan Iran dan Arab bermula setelah kedutaan besar Arab Saudi di Teheran diserang untuk memprotes eksekusi Saudi 'seorang ulama Syiah terkemuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News