Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Sentul City Tbk (BKSL) akan menggelar aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue dalam waktu dekat. Emiten properti ini berencana menawarkan 20,7 miliar saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 112 per saham. Alhasil, potensi dana yang bisa mereka dapat mencapai Rp 2,32 triliun.
Rencananya, BKSL menggunakan dana hasil penerbitan saham itu untuk menambah cadangan lahan (landbank), dengan mengakuisisi saham PT Graha Sejahtera Abadi (GSA). Nilai aset GSA ditaksir mencapai Rp 3,47 triliun. "Kami ingin mengakuisisi senilai Rp 2 triliun, dengan membeli saham 99,99%," ungkap Andrew Kumala, Investor Relations BKSL, kepada KONTAN, Jumat (3/2).
Tapi, pemegang saham pengendali BKSL, PT Citra Kharisma Komunika, menyatakan, mereka tidak akan mengeksekusi hak pada HMETD ini. Begitu pula EFG Bank Singapore yang memiliki 6,53% saham BKSL. Saham-saham rights issue bakal dibeli oleh pembeli siaga, yakni PT Sakti Generasi Perdana. Perusahaan ini merupakan pemilik 99,99% saham GSA.
Sakti Generasi bakal menyetorkan sebagian modal pada HMETD ini dengan setoran aset (inbreng). Saat ini, Sakti Generasi menggenggam 7,94% saham BKSL.
Jika seluruh pemegang saham selain Citra Kharisma dan EFG Bank Singapura melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulu, kepemilikan Sakti Generasi di BKSL akan meningkat menjadi 23,26%. Tapi, kalau semua pemegang saham BKSL tidak melaksanakan hak tersebut termasuk pemegang saham publik, maka kepemilikan Sakti Generasi atas Bukit Sentul mencapai 42,46%.
Rencana HMETD ini termasuk aksi korporasi dengan pihak terafiliasi. Dalam keterbukaan informasi kepada bursa, BKSL mengungkapkan, saham Bukit Sentul milik Citra Kharisma telah dideklarasikan sebagai aset pengampunan pajak oleh pihak yang mempunyai dan mengendalikan saham Sakti Generasi.
Andrew mengatakan, BKSL secepatnya akan melaksanakan rights issue. "Dalam waktu dekat ini, satu bulan sampai tiga bulan, sebelum bulan Juni," kata Andrew.
Menurut Reza Priyambada, Analis Binaartaha Parama Sekuritas, aksi korporasi tersebut bakal menambah landbank BKSL memang yang sudah luas. Per September 2016 lalu, BKSL masih memiliki sekitar 14.000 hektare landbank. "Dengan adanya rights issue, maka akan ada rencana ekspansi yang akan dilakukan BKSL. Meskipun, kami belum melihat secara detail rencana penggunaan dari landbank tersebut," kata Reza.
Dan, dengan aksi korporasi tersebut, Reza memprediksikan, bisa tercipta peluang penguatan harga saham BKSL. Itu sebabnya, dia merekomendasikan buy untuk saham BKSL dan memasang target harga Rp 110 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News