Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kinerja reksadana indeks di tahun ini masih relatif sejalan dengan pertumbuhan indeks acuan. Tengok saja data PT Infovesta Utama yang menyebutkan, reksadana Danareksa Indeks Syariah milik PT Danareksa Investment Management, misalnya, sejak akhir 2012 hingga akhir Juni mencatatkan return sebesar 11,36%. Sementara indeks acuan reksadana ini yakni Jakarta Islamic Index (JII) pada periode sama mencatat pertumbuhan sebesar 10,99%.
Adapun reksadana CIMB-Principal Indeks IDX30 milik PT CIMB Principal Asset Management meraih return sebesar 9,58% pada paruh pertama 2013. Kinerja indeks acuan produk ini yakni IDX30 mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,31% (lihat tabel)
Head of Investment PT CIMB Principal Asset Management, Fadlul Imansyah mengatakan, kinerja reksadana indeks tergolong baik dan memiliki tracking error yang minim dengan indeks acuannya. "Kinerja reksadana indeks harus sejalan dengan indeks. Plus minus 2% dari indeks acuannya,” ujar Fadlul, akhir pekan lalu.
Mengingat karakteristik produknya, reksadana indeks termasuk instrumen investasi yang pasif. Bobot pemilihan sahamnya akan mengikuti indeks. Fadlul bilang, meski kinerja reksadana indeks CIMB di bawah kinerja IDX 30, tapi perbedaannya masih wajar.
Berdasarkan fund fact sheet CIMB-Principal, Index IDX30 menempatkan 97,53% aset dasar pada saham. Sementara sisanya diparkirkan di pasar uang. Adapun lima besar emiten yang dipilih untuk aset dasar produk ini terdiri dari PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA),PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Fadlul berharap, reksadana indeks CIMB bisa mencapai return sekitar 15%-18% hingga akhir tahun ini. Kinerja tersebut bergantung pada kinerja IDX30 yang diperkirakan mencapai 18% di akhir tahun. Per akhir Juni 2013, total dana kelolaan produk ini mencapai Rp 76,41 miliar.
Sementara, reksadana indeks milik Danareksa yang diluncurkan sejak Maret 2006 bernama Danareksa Indeks Syariah (Dinar) mencetak return di atas JII. Direktur PT Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari Mulyanto menjelaskan, penempatan reksadana ini terdiri atas 99,68% saham. Sisanya dibenamkan pada pasar uang. Adapun emiten yang menjadi pilihan antara lain PT Perusahaan Gas negara Tbk (PGAS), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Hari bilang, kinerja Dinar ke depannya akan bergantung pada kondisi makro ekonomi. Ia berharap, Dinar mampu mencetak imbal hasil sebesar 15% saat tutup tahun. Posisi dana kelolaan reksadana indeks ini per akhir Juni sebesar Rp 365,68 miliar.
Viliawati, analis PT Infovesta Utama memprediksi, di akhir tahun reksadana indeks dapat mencetak return 12%-15%. Jika ingin berinvestasi di instrumen ini, investor bisa masuk secara berkala, sebab bursa saham masih bisa berpotensi tumbuh. Investor juga dapat melakukan top up bertahap pada saat bursa mengalami koreksi. "Reksadana indeks bisa jadi pertimbangan jika menginginkan reksadana yang terdiversifikasi penuh dan transparan dari segi portofolio,” ungkap Vilia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News