Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi memiliki manajemen baru. Para pemegang saham telah mengesahkan jajaran direksi anyar pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar Kamis (25/6).
Tujuh direksi baru BEI adalah Tito Sulistio sebagai Direktur Utama, Samsul Hidayat sebagai Direktur Penlaian Perusahaan, Hamdi Hassyarbaini sebagai Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI.
Lalu, Chairudin Berlian sebagai Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM), Alpino Kianjaya sebagai Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Sulistio Budi menjabat sebagai Direktur Teknologi Informasi, dan Nicky Hogan sebagai Direktur Pengembangan BEI.
Tito menyiapkan sejumlah amunisi yang dinilai bisa memajukan pasar saham di Indonesia. Ada beberapa hal yang menjadi fokus. Pertama, peningkatan jumlah dan kualitas emiten.
Ia menargetkan bisa mendatangkan minimal 32 hingga 40 emiten per tahun. "Tapi emiten kecil kami punya target mulai 2016 sebanyak 50 emiten per tahun," tuturnya.
Ia pun mendorong kebijakan privatisasi bagi perusahaan-perusahaan pelat merah. Menurutnya, pemerintah harus mengubah mindset. Perusahaan BUMN akan membuat pasar menjadi bagus jika masuk bursa. Bukan, menunggu pasar bagus jika ingin masuk ke papan pencatatan BEI.
Tidak hanya jumlah, kualitas emiten juga menjadi perhatian. Saat ini, menurut dia, sedikitnya 10 emiten menguasai kapitalisasi pasar di BEI. Ini dinilai tidak sehat dan manajemen BEI baru akan melakukan perbaikan mengenai hal itu.
Tidak ketinggalan, kewajiban mengenai jumlah saham beredar (free float) juga menjadi pertimbangan. Berdasarkan aturan BEI baru, emiten wajib memiliki jumlah saham publik sebesar 7,5% dan 300 pemegang saham. Jumlah 300 pemegang saham ini rencananya akan ditambah.
Hal ini dilakukan agar kepemilikan saham publik tidak dikuasai segelintir pihak. Selanjutnya, BEI juga berkomitmen untuk memperkuat anggota bursa (AB). "Faktanya dari 115 sekuritas, enam kena suspend, 25 ready, 28 babak belur," kata dia.
Seperti diketahui, para pelaku industri sekuritas mengeluhkan kebijakan fraksi harga yang baru. Pasalnya, hal ini menjadi salah satu penyebab sekuritas kian berdarah-darah. Oleh karena itu, Tito bilang, ia akan mengkaji kembali kebijakan itu dan mengajak bicara para pelaku usaha.
Tidak hanya itu, ia juga berambisi meningkatkan nilai rata-rata transaksi per hari perdagangan menjadi Rp 15 triliun dalam tiga hingga lima tahun. Saat ini nilai rata-rata transaksi harian BEI sekitar Rp 5 triliun-Rp 6 triliun.
Pihaknya juga akan mendorong peningkatan jumlah investor sebanyak 20.000 per tahun. Saat ini, jumlah investor terdaftar sebanyak 380.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News