Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Rupiah mengakhiri pekan kedua September dengan ceria. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Jumat (14/9), ditutup menguat 0,74% menjadi 9.520. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI), kemarin, menciut 0,21% menjadi Rp 9.573. Rencana Federal Reserves (The Fed) melakukan pembelian aset, mengangkat rupiah.
Head of Trading Commonwealth Bank, Veni Kriswandi, mengatakan, rupiah di awal pekan sempat tergencet karena permintaan dollar AS yang cukup besar. Rumor akan adanya quantitative easing ketiga (QE-3) di awal pekan, tidak mampu mengangkat rupiah. Lelang surat utang negara yang menyedot dana Rp 6,2 triliun, juga tidak menguatkan rupiah terhadap dollar AS.
Baru setelah pimpinan The Fed, Ben Bernake, mengumumkan rencana pembelian aset jangka panjang hingga senilai US$ 85 miliar, rupiah terangkat. Yang akan dibeli The Fed obligasi berbasis kredit perumahan senilai US$ 40 miliar.
Kepala Riset Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti, menambahkan, keputusan The Fed, kemarin malam, meningkatkan kepercayaan pelaku pasar untuk mengalihkan dana dari dollar AS ke saham serta aset keuangan di emerging market.
Sentimen ini, menurut Nurul dan Veni, akan terbawa sampai pekan depan. Akibatnya rupiah masih akan menguat. Nurul prediksi, USD/IDR berkisar 9.490-9.580. Proyeksi Veni, USD/IDR berkisar 9.475 - 9.550.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News