Reporter: Amailia Putri Hasniawati, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana penjualan Hypermart, salah satu unit usaha PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) kepada investor strategis hampir pasti terwujud. Namun, berbeda dengan penjualan Matahari Departemen Store (MDS), dalam aksi korporasi ini MPPA masih akan menguasai saham mayoritas Hypermart. Sementara saat menjual MDS tahun lalu, kepemilikan saham MPPA hanya tersisa 20%.
Meski penjualan Hypermat pasti terjadi, prosesnya ternyata tidak berjalan mulus. Direktur Utama MPPA Benjamin J Mailool mengatakan, proses due dilligence yang semula ditargetkan selesai di 2010, ternyata molor.
Benjamin berkilah, banyaknya hari libur sebagai penyebab proses negosiasi tertunda. "Mungkin baru awal tahun depan baru bisa diketahui hasil pastinya," jelas Benjamin, Selasa (28/12).
Ada empat calon investor yang mengikuti uji tuntas Hypermart. Mereka adalah Shinsigae dan Lotte Mart, pemain ritel dari Korea Selatan, Wal-Mart Stores Inc asal AS, dan peritel Prancis, Casino.
Menurut seorang broker asing, saat ini memang terjadi tarik-menarik kepentingan antara calon investor dengan MPPA. Satu sisi, para investor berniat menguasai Hypermart tanpa harus memiliki saham MPPA. Sementara managemen MPPA menginginkan investor strategis tersebut memiliki Hypermat dengan menjadi pemegang saham MPPA.
Namun kabar itu dibantah Benjamin. "Itu tidak benar. Mereka (investor strategis) katanya lebih tertarik untuk investasi di MPPA," ujar dia.
Benjamin juga mengaku belum mengetahui berapa porsi saham Hypermart yang diinginkan oleh calon investor asingnya dengan alasan proses pengkajian strategis (strategic review) oleh Merril Lynch masih berjalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News