kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rencana penerbitan saham dan surat utang di BEI mencapai Rp 151 triliun


Rabu, 08 September 2021 / 07:35 WIB
Rencana penerbitan saham dan surat utang di BEI mencapai Rp 151 triliun


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat pencarian dana di pasar modal Indonesia masih tinggi. Menurut catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), pencarian dana dari penerbitan saham melalui initial public offering (IPO), rights issue, maupun penerbitan obligasi dan sukuk mencapai total Rp 151,01 triliun.

Berdasarkan catatan BEI atas dokumen yang disampaikan oleh emiten, sebagian besar aksi tersebut direncanakan akan tercatat di tahun 2021. Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, hingga 3 September 2021, pihaknya mengantongi 30 perusahaan dalam pipeline IPO dengan total dana Rp 9,6 triliun. 

Sementara untuk obligasi dan sukuk, saat ini sudah 26 emisi dari 17 perusahaan yang berada di pipeline. Total emisi obligasi maupun sukuk yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut sebesar Rp 24,84 triliun. 

Selain itu, emiten yang bermaksud menerbitkan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue, berjumlah 44 perusahaan dalam pipeline BEI. Adapun total dana rights issue yang direncanakan sebesar Rp 116,57 triliun. 

Baca Juga: GPSO dan OILS Duet ARA Saat Pencatatan Saham Perdana

"Kami menilai bahwa perusahaan masih antusias untuk melakukan pendanaan di pasar modal. Hal tersebut dapat dilihat dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam pipeline BEI, jumlahnya masih relatif baik," kata Nyoman kepada wartawan, Senin (6/9).

Bahkan, dalam beberapa hari terakhir pihaknya masih menerima permohonan pencatatan saham. BEI menilai antusiasme dan optimisme terhadap pasar modal masih terjaga ditopang oleh stabilitas nasional dan pemulihan ekonomi yang masih berlanjut di tahun 2021. 

Nyoman optimistis penawaran umum saham, obligasi, dan sukuk masih terus bertumbuh ke depan. Optimisme ini tercermin dari respons pasar yang sampai saat ini positif atas penawaran umum yang dilakukan oleh calon emiten BEI. "Kami juga selalu mengupdate peraturan sesuai perkembangan pasar," imbuh dia. 

Baca Juga: Bertenaga, rupiah terus menguat ke Rp 14.191 per dolar AS pada tengah hari ini (7/9)

Optimisme juga ditopang oleh pertumbuhan yang baik dari sisi jumlah investor. Sesuai data yang diperoleh dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal terus meningkat. Sampai dengan 31 Juli 2021, investor di pasar modal telah mencapai 5,8 juta investor atau meningkat 48,7% dibandingkan Desember 2020 yang masih berjumlah 3,9 juta investor.

Adapun pada tahun 2021 ini, proses penawaran umum saham telah dilakukan melalui sistem e-IPO. Dengan adanya sistem e-IPO sebagai sarana elektronik yang mendukung proses penawaran umum saham, BEI berharap dapat memberikan akses yang lebih luas dan mudah dijangkau, khususnya bagi investor retail. 

"Hal ini diharapkan juga turut mendukung pertumbuhan jumlah investor di pasar modal Indonesia dan memberikan optimisme pertumbuhan pasar modal Indonesia pada tahun-tahun mendatang," pungkas Nyoman. 

Baca Juga: IHSG berbalik melemah ke 6.123 di akhir sesi pertama, asing borong BBCA, BMRI, TLKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×