Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak bervariasi cenderung tertekan pada perdagangan besok. Pasalnya, sebagian besar indikator teknikal indeks menunjukkan kondisi jenuh beli.
Lanjar Nafi, analis Reliance Securities mengatakan, secara teknikal, IHSG berhasil tutup break out dengan resistance MA50. Dengan momentum bullish dari RSI dan kondisi pergerakan overbought dari indikator stochastic.
Level saat ini pun telah mencapai area upper bollinger bands, di mana seakan mengisyaratkan penguatan yang terbatas akan membayangi. IHSG akan mencoba mematahkan resistance 4.850 dengan kondisi pergerakan %K stochastic yang cenderung tertahan pada osilator overbought. "Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak mixed cenderung tertekan dengan range pergerakan 4.789 - 4.850." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Senin (30/5).
Hari ini, IHSG bergerak positif sejak awal sesi dan ditutup menguat 21.30 poin atau 0,44% di level 4836.03 dengan volume perdagangan yang cukup besar. Sektor keuangan terutama perbankan mendominasi penguatan dengan ditutup naik hampir 2% pada perdagangan hari ini.
Lanjar bilang, sentimen tax amnesty yang sedang digarap pemerintah menjadi faktor utama pendorong penguatan sektor perbankan. Pelemahan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini hingga 0,39% karena penguatan dolalr AS pasca pidato Janet Yellen tidak menghentikan investor asing dalam melakukan aksi beli. Investor asing mencatat net buy hingga Rp 575,18 miliar pada perdagangan hari ini.
Bursa Asia ditutup mayoritas menguat merefleksikan kejatuhan emas untuk hari kesembilan yang merupakan penurunan beruntun terpanjang pada tahun ini. Pidato Janet Yellen seakan memberikan signal kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang memicu optimisme investor global akan ketidak pastian selama ini.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya di akhir bulan ini yang akan mempengaruhi pasar adalah jumlah permintaan rumah di Jepang, penjualan ritel di Jerman, dan tingkat inflasi di Zona Eropa. Di mana data tersebut diekspektasikan oleh investor cenderung negatif melihat data sebelumnya yang belum baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News