Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks acuan Wall Street tergelincir pada perdagangan Selasa (21/1). Terseret kekhawatiran tentang dampak dari wabah virus mematikan di China dan prospek pertumbuhan yang suram dari dana moneter internasional (IMF).
Melansir Reuters, pukul 10:09 pagi waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,15% pada 29.302,69. Indeks S&P 500 turun 0,23% menjadi 3.322.12, dan Nasdaq Composite tergelincir 0,09% menjadi 9.380,87.
Baca Juga: Wabah virus China menyeret Wall Street pada pembukaan perdagangan Selasa (21/1)
Suasana hati investor AS tengah masam mengawali perdagangan pasca libur panjang akhir pekan. Pasalnya, pejabat China mengonfirmasi bahwa wabah virus corona telah merenggut enam korban jiwa.
Wabah virus yang bisa menyebar terhadap manusia ini telah memicu ketakutan dan menghidupkan kembali kenangan kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).
Kasus virus corona ini tepat menjelang libur Tahun Baru China (Imlek), berdampak pada saham perjalan di antaranya Delta Air Lines Inc, United Airlines Holdings Inc, dan American Airlines Group Inc turun antara 1,5% dan 2,6%.
Operator hotel dan kasino Las Vegas Sands Corp dan Wynn Resorts Ltd turun sekitar 5%. Pemilik Booking.com, Booking Holdings dan Tripadvisor keduanya turun lebih dari 2%.
Baca Juga: Cegah virus misterius, Korea Utara larang turis asing masuk
"(Wabah virus di China) tampaknya menjadi negatif terbesar," kata Scott Brown, kepala ekonom Raymond James di St. Petersburg, Florida.
"Tapi ini lebih merupakan sentimen global. Kita mungkin melihat pasar AS mencoba untuk meludahkannya karena tidak memiliki banyak dampak pada ekonomi AS."
Sentimen negatif lainnya yakni kabar dari IMF yang memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun 2020 dan 2021.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan, perlambatan pertumbuhan global tampaknya telah mencapai titik terendahnya, tidak terlihat ada rebound.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News