Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Reli panjang harga batubara didukung oleh menurunnya jumlah produksi batubara Amerika Serikat dan meningkatnya impor batubara India.
Mengutip Bloomberg, Senin (4/5) pukul 14.15 WIB harga batubara kontrak pengiriman Juni 2015 di bursa ICE Futures Europe naik 0,58% ke level US$ 59,90 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Harga ini juga sudah melesat 0,92% dalam sepekan terakhir.
Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures memaparkan bahwa kenaikan harga batubara didukung oleh beberapa faktor meningkatnya permintaan dan menyusutnya produksi. Faktor-faktor fundamental ini berasal baik dari India, Amerika Serikat dan Indonesia.
Seperti yang dilansir oleh Bloomberg, 60% sumber listrik di India berasal dari batubara. Menurut laporan Mjunction Services Ltd. Maret 2015 impor batubara India melonjak 33,5% menjadi 242,4 juta metrik ton. Yang mana diprediksi pada tahun 2015 ini angka tersebut bisa melonjak hingga 260 juta metrik ton.
Sedangkan dari AS, berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA) AS pada Maret 2015 produksi batubara AS menurun 1,7% menjadi 18,2 juta ton. “Angka ini 7,9% lebih rendah dari perkiraan produksi mingguan dibanding tahun 2014,” kata Deddy.
Tidak hanya itu, wilayah tambang AS untuk produksi East of Mississippi River hanya mencapai 7,6 juta ton atau turun 1,29% dari minggu ke minggu di bulan Maret 2015. Padahal sebelumnya sempat mencapai 7,7 juta ton. Sedangkan untuk wilayah West of Mississippi River juga turun 1,85% menjadi 10,6 juta ton.
“Penurunan produksi yang cukup signifikan di beberapa produsen AS jelas memberikan pengurangan produksi yang dirasakan pasar global. Ini positif bagi harga,” papar Deddy.
Indonesia juga memberikan sumbangsih pada pengurangan produksi global. Sepanjang kuartal satu 2015 produksi batubara Indonesia hanya mencapai 97 juta ton atau turun 21% dari kuartal satu 2014 yang memproduksi sebanyak 124 juta ton.
Ditambah lagi, “Langkah pemerintah RI untuk mencanangkan pembangkit listrik tenaga uap berbahan batubara juga mengangkat harga,” ujar Deddy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News