Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) merangkak naik dalam empat hari terakhir. Kenaikan harga kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) lima hari berturut-turut mendongkrak harga CPO.
Di Bursa Derivatif Malaysia sampai dengan Selasa (8/10) pukul 16.00 WIB, harga CPO pengiriman Desember 2013 menguat 0,86% menjadi
RM 2.338 per metrik ton.
Harga kedelai berjangka di CBOT rally selama lima hari akibat gangguan jadwal panen dan tanam kedelai di Amerika Serikat (AS). Kemarin, harga kedelai untuk pengiriman November, menyentuh level US$ 13,03 per bushel, naik 0,5% dibanding hari sebelumnya ( 1 bushel kedelai=27,21 kilogram).
Tan Chee Tat, analis Phillip Futures Pte Singapura kepada Bloomberg mengatakan, penguatan harga minyak kedelai bisa mengerek CPO. "Faktor minyak kedelai ini memberikan keuntungan bagi CPO walau di sisi lain kami juga memandang bahwa kenaikan harga CPO juga dipicu aksi bargain hunting dari pasar yang melihat harga komoditas masih menarik," kata dia.
Wahyu Tribowo Laksono, analis Megagrowth Futures menambahkan, penguatan harga CPO juga terjadi akibat mulai tumbuhnya optimisme pasar terhadap kinerja ekonomi global. Itu, telah meningkatkan keyakinan pasar terhadap pulihnya permintaan sejumlah komoditas utama dunia termasuk CPO.
Alhasil, CPO bisa menguat. "Dari sisi demand memang belum ada peningkatan, tapi optimisme sudah muncul, itu yang mendorong harga CPO," kata Wahyu.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures menambahkan, penguatan harga CPO juga tertopang pelemahan kurs rupiah dan ringgit. Pelemahan ini memicu kenaikan tingkat ekspor CPO sehingga membut harganya terangkat naik.
Namun, Zulfirman memperkirakan, penguatan harga CPO kemungkinan besar tidak akan berlangsung lama. Dalam beberapa waktu ke depan harga, CPO akan kembali bergerak datar cenderung menguat.
Potensi pergerakan datar tersebut terjadi akibat aksi tunggu pasar terhadap penyelesaian pembahasan anggaran di AS dan rilis data produksi CPO Malaysia, Kamis (10/10). "Pasar masih khawatir oleh data produksi CPO yang mungkin akan besar, karena itu kemungkinan besar harganya akan bergerak datar menguat," katanya.
Zulfirman mengatakan, sepekan ke depan, harga CPO akan menguat datar secara teknikal. Potensi pergerakan harga tersebut bisa dilihat dari stochastic yang berada di level 67 dan masih bergerak naik. Potensi penguatan yang sama juga bisa dilihat dari relative strength index (RSI) yang berada di level 52 dan masih bergerak naik.
Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan, harga CPO akan menguat datar di kisaran US$ 2.280-RM 2.375 per ton. Wahyu memprediksi, sepekan ke depan, harga CPO akan konsolidasi di level RM 2.280- RM 2.380 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News