kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45866,20   4,53   0.53%
  • EMAS1.361.000 -0,51%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana Pendapatan Tetap Manulife Aset Berkinerja Mantap di Bulan Mei 2024


Senin, 17 Juni 2024 / 11:15 WIB
Reksadana Pendapatan Tetap Manulife Aset Berkinerja Mantap di Bulan Mei 2024


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Reksadana pendapatan tetap berkinerja paling baik selama bulan Mei 2024. Produk kelolaan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) merupakan salah satu reksadana yang mencatatkan imbal hasil atau return tinggi.

Berdasarkan riset Infovesta, Infovesta 90 Fixed Income Fund Index catatkan kinerja sebesar 0,92% month on month (MoM) dan 0,83% year to date (YtD) per 31 Mei 2024. Pertumbuhan indeks tersebut salah satunya disokong oleh kinerja produk kelolaan MAMI yakni Manulife Dana Tetap Pemerintah (MDTP) dengan imbal hasil sebesar 2,39% MoM.

Adapun produk Manulife Dana Tetap Pemerintah menitikberatkan investasi pada surat utang pemerintah dengan porsi 100% di efek tersebut per Mei 2024. Ini selaras dengan kinerja surat utang negara yang tercermin dari Infovesta Government Bond Index catat pertumbuhan imbal hasil sekitar 1,15% MoM di Mei 2024.

Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Ezra Nazula, mengatakan bahwa MAMI memiliki proses investasi yang sistematis dengan memperhatikan faktor makroekonomi global dan domestik, analisa kurva imbal hasil, serta katalis dan risiko pasar untuk membentuk portofolio yang optimal.

Baca Juga: Reksadana Saham Merana, Nasibnya Menanti Inflow Asing

“Faktor-faktor tersebut yang menjadi penentu komposisi dari reksadana obligasi MAMI,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (14/6).

Ezra melihat, sepanjang tahun hingga bulan Mei 2024, pasar obligasi Indonesia relatif bergerak fluktuatif. Dimana, terdapat faktor ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed, serta pelemahan Rupiah yang membayangi pasar.

Oleh karena itu, dalam kondisi pasar yang fluktuatif, penting untuk memiliki portofolio yang lincah untuk dapat memanfaatkan momentum di pasar. MAMI terus melakukan manajemen durasi serta memperhatikan likuiditas portofolio untuk membentuk portofolio yang optimal.

Namun demikian, ke depannya MAMI masih melihat adanya potensi menarik di pasar obligasi dari kemungkinan pemangkasan suku bunga. Secara historis, periode pemangkasan suku bunga menjadi periode yang positif bagi pasar obligasi Indonesia.

Baca Juga: Rupiah Ambruk Posisi Paling Lemah Sejak April 2020

“Apabila sudah terdapat sinyal yang lebih konkret terhadap pemangkasan suku bunga, kita dapat bergerak memposisikan portofolio lebih agresif,” tutur Ezra.

Ezra menilai, reksadana obligasi dapat menjadi opsi yang bisa dipertimbangkan bagi investor di tengah fluktuasi pasar untuk diversifikasi risiko. Investor juga dapat menikmati kinerja terbaik apabila berinvestasi di aset obligasi lebih cepat sebelum siklus penurunan suku bunga dimulai.

Secara historis, MAMI melihat rata-rata kinerja indeks BINDO yakni indeks yang mengukur pergerakan harga pasar obligasi pemerintah Indonesia seri Fixed Rate (FR) yang berbasis Rupiah.

Pada siklus pemangkasan suku bunga di tahun 2011, 2016, dan 2019, investor yang mulai berinvestasi 6 bulan sebelum pemangkasan suku bunga pertama mendapat return rata-rata 17,3% dalam 12 bulan ke depan. Sementara, investor yang berinvestasi ketika suku bunga turun, hanya mendapat return 9,6% dalam 12 bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×