Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja reksadana pendapatan tetap masih menduduki peringkat pertama sampai kuartal ketiga 2021. Hal ini tercermin dari kinerja Infovesta 90 Fixed Income Fund Index, yang naik 2,88% secara year to date (ytd) atau sejak awal tahun. Sementara itu, reksadana saham masih terkoreksi tajam -5,68% sejak awal tahun.
Hasil negatif juga masih dicatat oleh reksadana campuran, yakni -0,56%. Selain itu, untuk kinerja reksadana pasar uang naik 2,44% selama tiga kuartal ini.
Akan tetapi, untuk kinerja di bulan September, reksadana campuran menjadi reksadana yang berkinerja paling tinggi yakni 0,63%, disusul reksadana saham 0,49%, dan reksadana pasar uang sebesar 0,23%. Sementara itu, reksadana pendapatan tetap terkoreksi -0,09% di bulan lalu.
Baca Juga: Sampai kuartal III 2021, reksadana pendapatan tetap masih pemberi return tertinggi
Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana melihat, secara year to date, reksadana pendapatan tetap masih paling bagus karena ada sentimen dari suku bunga yang turun di Indonesia. Selain itu, reksadana pendapatan tetap memberikan kupon yang pasti.
Akan tetapi, dalam sebulan terakhir dia melihat ada penurunan karena isu tapering di Amerika Serikat (AS) kembali mencuat yang membuat harga obligasi turun. “Sehingga di bulan September negatif tetapi kalau year to date masih juara,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Jumat (1/10).
Dengan penurunan level PPKM and aktivitas masyarakat yang membaik, reksadana saham justru positif di bulan September. Wawan berharap, penurunan level PPKM juga akan positif untuk laba perusahaan.
Akan tetapi, Wawan mengamati, korelasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan reksadana saham saat ini kecil. Karena yang menopang pergerakan IHSG adalah saham teknologi dan bank digital. Sedangkan saham tersebut di reksadana saham porsinya tidak mendominasi.
Baca Juga: Bagi investor pemula perlu mengetahui analisis kuantitatif saham
Wawan menilai, reksadana pendapatan tetap di akhir tahun ini masih akan menjanjikan dan reksadana pasar uang relatif aman dan likuid. Untuk reksadana saham diperkirakan di akhir tahun ini masih dinilai negatif. Walaupun bergerak positif, kenaikan reksadana saham akan tipis.
Untuk tahun depan, reksadana saham berpotensi membaik karena adanya perbaikan ekonomi, vaksinasi yang cukup tinggi, dan diharapkan tahun depan aktivitas akan kembali pulih.
“Kita bisa berharap pada negara-negara lain yang bergerak ekonominya. Kalau seperti itu pasti yang diuntungkan saham duluan, tetapi untuk tahun ini masih pendapatan tetap,” pungkas Wawan.
Baca Juga: Investasi Saham Mulai Kembali Menghasilkan Cuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News