kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Reksadana pasar uang bisa dilirik


Selasa, 16 Juli 2013 / 09:15 WIB
Reksadana pasar uang bisa dilirik
ILUSTRASI. Anda bisa melakukan sejumlah trik agar tak ketahuan saat melihat status WhatsApp orang lain. de Leo PIERRE / Hans Lucas


Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kenaikan suku bunga acuan BI rate sebesar 50 basis poin, Kamis (11/7), bakal berefek pada reksadana pasar uang. Kenaikan suku bunga ini akan turut mengerek naik bunga deposito dan menambah return produk investasi berbasis pasar uang, termasuk reksadana pasar uang.

Meski demikian, hal tersebut belum tampak saat ini. Bahkan, kenaikan BI rate hanya berpengaruh netral. Sebab, selain deposito, aset dasar reksadana pasar uang terdiri atas obligasi yang nilainya bisa berubah sewaktu-waktu.

Analis Senior PT Finera Prosperindo, Edbert Suryajaya mengatakan, dana kelolaan dan unit penyertaan reksadana pasar uang bertumbuh di bulan Juli ini meski pertumbuhannya tidak signifikan. Ia menambahkan, pada akhir Juni, terdapat perusahaan yang melakukan tutup buku tengah tahun. Hal ini menyebabkan perusahaan melakukan redemption pada akhir Juni untuk membayar sejumlah kewajiban.

Memasuki bulan Juli, perusahaan kembali beroperasi efektif, sehingga membuka kemungkinan tumbuhnya dana kelolaan reksadana pasar uang. "Keunggulan reksadana pasar uang ada pada fleksibilitasnya, bukan untuk mengejar imbal hasil. Nasabah bisa mencairkan uang tanpa dikenakan biaya," jelas Edbert, Senin (15/7).

Edbert menambahkan, dari sisi imbal hasil, reksadana pasar uang lebih baik ketimbang deposito maupun Sertifikat Bank Indonesia. Jika return rata-rata deposito sekitar 4%-5%, return reksadana pasar uang sedikit melampaui angka tersebut. Kelemahan reksadana pasar uang dibanding deposito yaitu nilai aktiva bersih (NAB) yang tidak statis di Rp 1.000.

Vice President Business Alliance PT Batavia Prosperindo Asset Management, Karma P Siregar mengungkapkan hal senada. Menurutnya, reksadana pasar uang tidak aktif merespons kebijakan moneter. Saat ini, Batavia memiliki reksadana pasar uang bertajuk Batavia Dana Kas Maxima. Berdasarkan fund fact sheet Juni 2013, reksadana ini menempatkan 49,35% aset dasarnya pada pasar uang berupa deposito dan kas. Sisanya, dialokasikan pada obligasi dengan durasi di bawah satu tahun.

Karma belum melihat adanya pertumbuhan signifikan pada reksadana pasar uang. Pertimbangan investor memilih instrumen ini lantaran tingginya likuiditas.

Dari sisi imbal hasil per Juni 2013 year to date, Batavia Dana Kas Maxima membukukan kinerja 2,47%. Kinerja ini lebih unggul dibanding rata-rata bunga deposito rupiah satu bulan 2,15%. "Perkiraan imbal hasil akhir tahun antara 4,5% - 5,5%," ujar Karma.

Zulfa Hendri, Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) berpendapat sama. Kenaikan BI rate tidak terlalu berpengaruh. Sebab, reksadana pasar uang menempatkan investasi pada obligasi yang jatuh tempo kurang dari setahun. Saat ini, harga obligasi tenor pendek sudah tidak terlalu volatil.

Selain itu, reksadana pasar uang juga memiliki porsi investasi pada deposito yang cukup besar. Akibatnya, kenaikan bunga deposito karena kenaikan BI rate akan memberi tambahan return bagi reksadana pasar uang.

DIM memiliki dua reksadana pasar uang, yaitu Danareksa Gebyar Dana Likuid dan Danareksa Seruni Pasar Uang II. Gebyar Dana Likuid cocok bagi investor yang membutuhkan likuiditas tinggi tanpa dikenakan biaya pembelian dan penjualan kembali. Danareksa Seruni Pasar uang II menyasar investor konservatif yang ingin memperoleh hasil investasi secara langsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×