Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Imbal hasil reksadana dollar tahun ini diprediksi tidak akan berubah banyak dari tahun lalu. Investor yang masuk ke instrumen investasi ini pun masih relatif terbatas.
Berdasarkan data Infovesta Utama per 28 Desember 2012, saat ini terdapat 16 produk reksadana dollar. Dari jumlah tersebut, 13 produk merupakan reksadana pendapatan tetap, dua reksadana campuran, dan satu reksadana saham. Imbal hasil rata-rata produk ini sebesar 5,83%.
Analis PT Finera Prosperindo, Edbert Suryajaya melihat, kinerja reksadana dollar relatif akan stabil sepanjang tahun ini. Namun, prospek penambahan dari sisi investor masih sangat minim karena investor yang masuk ke instrumen ini relatif terbatas.
Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM), Zulfa Hendri menjelaskan, kinerja reksadana dollar ditentukan oleh strategi portofolio dan durasi penempatan obligasi. Manajer investasi harus memiliki proyeksi jitu soal prospek suku bunga dan persepsi risiko investasi.
Zulfa optimistis, kinerja reksadana dollar tahun ini masih baik di tengah tekanan atas kurs rupiah. Menurut Zulfa, pelemahan rupiah tidak berdampak signifikan terhadap kinerja reksadana dollar.
Sebab, pihaknya menyasar investor yang memiliki dana dollar sehingga risiko kurs kecil. Zulfa mengakui, kurs mempengaruhi secara fundamental karena bisa menggerakkan indikator ekonomi lainnya, yang berujung pada kinerja reksadana dollar. "Kami tetap positif dengan produk ini dan mengharapkan bisa memberikan imbal hasil 5%-7% sepanjang tahun," jelas Zulfa, Kamis (10/1).
DIM memiliki tiga produk reksadana dollar campuran, yaitu Danareksa Melati Platinum Dollar AS, Danareksa Melati Dollar dan Danareksa Melati Premium Dollar. Ketiganya memarkirkan dana kelolaan pada obligasi pemerintah berdenominasi dollar AS sebesar 80%, dan sisanya diparkirkan pada instrumen pasar uang. DIM menargetkan, pertumbuhan dana kelolaan reksadana dollar sebesar 30%-40% tahun ini.
Direktur PT Panin Asset Management, Ridwan Soetedja mengungkapkan, rahasia keberhasilan mencapai kinerja reksadana dollar di atas rata-rata adalah mengkombinasi portofolio antara obligasi pemerintah berdenominasi dollar AS dengan saham. Produk reksadana dollar campuran Panin yang bertajuk Panin Dana US Dollar menempatkan 70% aset pada obligasi pemerintah berdenominasi dollar AS, sebesar 20% pada saham sektor perbankan dan konsumer, sisanya di pasar uang.
Ridwan menuturkan, target produk ini adalah investor yang memiliki dana dalam bentuk dollar AS dan dipersiapkan untuk tujuan jangka panjang. Dari sisi risiko, Ridwan mengaku tidak khawatir selama pasangan USD/IDR berkisar antara 9.500-10.000.
Panin Dana US Dollar memiliki dana kelolaan sekitar Rp 110 miliar. Pihaknya ingin memompa dana kelolaan tersebut sebesar 30% tahun ini. "Kami optimistis, reksadana dollar masih bisa memberi return 5%-6% karena ditopang kinerja saham yang mengikuti laju IHSG," ucap Ridwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News