kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Rekomendasi Saham Emiten Rokok di Tengah Tekanan Kenaikan Tarif Cukai


Minggu, 03 April 2022 / 14:33 WIB
Rekomendasi Saham Emiten Rokok di Tengah Tekanan Kenaikan Tarif Cukai
ILUSTRASI. Kinerja emiten rokok masih dibayangi kenaikan tarif cukai rokok.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten rokok masih dibayangi kenaikan tarif cukai rokok. Sentimen ini pula yang membayangi pergerakan dan prospek saham emiten rokok.

Di perdagangan akhir pekan lalu, pergerakan sejumah saham emiten rokok bervariasi. Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), misalnya, pada perdagangan Jum'at (1/4), naik 0,95% ke level Rp 31.900 per saham.

Harga saham PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) naik 1,35% ke level Rp 300 per saham. Sementara itu, saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) ditutup turun 0,54% ke level Rp 920.

Sedangkan saham PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) ditutup meningkat 4,41% ke level Rp 474 per saham.

Analis senior PT Samuel Sekuritas Indonesia, Yosua Zisokhi mengatakan, kinerja emiten rokok masih memiliki prospek lebih baik di 2022 dibandingkan tahun 2021 dan 2020, karena daya beli masyarakat indonesia sudah mulai pulih.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham HM Sampoerna (HMSP) yang Mencatat Penurunan Laba di 2021

Perbaikan kinerja ini sudah mulai terlihat di kuartal akhir tahun lalu. Ambil contoh PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya menuliskan dalam risetnya, pendapatan saham GGRM pada kuartal keempat tahun 2021 mengalami peningkatan didukung oleh average selling price (ASP) dan pertumbuhan volume penjualan.

Christine mengatakan, GGRM membukukan pendapatan pada kuartal keempat tahun 2021 sebesar Rp 32,8 triliun, tumbuh 4,2% secara QoQ dan naik 5,5% secara yoy.

Ia memperkirakan, GGRM akan membukukan pertumbuhan top line pada tahun 2022 sebesar 6,5%.

Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia Ramadhania menuliskan dalam risetnya, HMSP hingga kuartal ketiga pada tahun 2021 juga masih membukukan penjualan yang cukup baik. Di periode tersebut, penjualan HMSP naik 3,41% secara quarter-on-quarter (QoQ), didukung oleh penjualan sigaret kretek mesin yang mencapai Rp16,3 triliun.

"Pada kuartal ketiga tahun 2021, HMSP membukukan penjualan sebesar Rp 24,9 triliun atau naik 3,41% pada QoQ, dan 8,01% secara yoy dengan penjualan mesin rokok kretek (SKM) berkontribusi 66% dari total penjualan," ujar Cindy.

Cindy memperkirakan, di tahun 2022, pendapatan HMSP dapat mencapai Rp 107,5 triliun dan laba bersih Rp 8,9 triliun.  Ia melihat akan ada pergeseran konsumsi akibat kenaikan tarif cukai Per 1 Januari 2022 rata-rata sebesar 12%.

"Kenaikan harga jual eceran juga menyebabkan pergeseran konsumsi ke yang lebih terjangkau rokok (downtrading) di tengah daya beli konsumen yang belum pulih," ujar Cindy

Yosua menilai, ada beberapa sentimen yang menggerakkan saham emiten rokok. Yang paling utama adalah daya beli masyarakat yang kembali pulih. Konsumsi masyarakat akan meningkat, sehingga emiten dapat meningkatkan harga jual.

Namun, menurut Yosua, ada yang bisa menghambat pertumbuhan kinerja emiten rokok. Selain kenaikan cukai rokok, juga mulai banyak produsen rokok tier 3 yang unjuk gigi, sehingga emiten rokok kesulitan untuk mempertahankan pangsa pasar.

"Selain itu, di tengah kenaikan komoditas dunia, bisa saja pasokan bahan baku serta biaya transportasi akan naik ditambah kenaikan upah pekerja bisa menjadi penghambat pergerakan saham emiten rokok," ujar Yosua

Yosua mengatakan, inline dengan proyeksinya, emiten rokok akan mengalami kesulitan untuk memperoleh kenaikan laba.

Yosua merekomendasikan hold saham GGRM dengan target harga di Rp 32.000 per saham. Sedangkan untuk saham HMSP, ia menyarankan sell dengan target harga di Rp 870 per saham.

Sementara, Christine merekomendasi trading buy saham GGRM dengan target harga Rp 35.400 per saham. Sedangkan, Cindy merekomendasikan overweight sajam HMSP dengan target harga Rp1.000 per saham. 

Baca Juga: Laba GGRM Tertekan 26,7% di akhir 2021, Begini Rekomendasi Analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×