Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Bosan dengan tren turun sejak pertengahan April, harga tembaga rebound selama dua hari di awal pekan ini. Penguatan harga tembaga dipicu melemahnya dollar Amerika Serikat (AS) serta suksesnya pemilihan umum Italia.
Harga tembaga untuk pengiriman tiga bulan ke depan di London Metal Exchange (LME), Selasa (30/4), naik 1,37% menjadi US$ 7.055 per metrik ton dibanding harga sehari sebelumnya.
Namun, kenaikan ini masih rawan karena rilis data ekonomi Jepang yang menunjukkan adanya pelambatan sektor industri. Pertumbuhan produksi industri Jepang bulan Maret hanya 0,2% dari sebelumnya 0,6%, sedangkan analis yang disurvei Bloomberg memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,4%
Analis senior Harvest International Futures Ibrahim mengatakan, kenaikan yang terjadi di awal pekan ini hanya sementara. Indikasi perlambatan ekonomi tampaknya masih akan berlanjut, terutama dari negara-negara importir tembaga, seperti China, AS, dan Jepang.
Selain itu, krisis di Semenanjung Korea yang berujung pada penutupan zona industri gabungan Kaesong menyebabkan terhambatnya aktivitas industri di Korea dan menyebabkan permintaan tembaga akan semakin turun. "Selama krisis geopolitik di Semenanjung Korea tidak selesai, permintaan tembaga akan semakin menurun," kata Ibrahim.
Ibrahim memprediksi, harga tembaga masih akan turun di kisaran US$ 6.979,29 - US$ 7.256,80 per ton dalam sepekan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News