kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rebound harga CPO belum maksimal


Sabtu, 16 Maret 2013 / 08:05 WIB
Rebound harga CPO belum maksimal
ILUSTRASI. 5 Makanan yang Bisa Membantu Mengobati Ejakulasi Dini


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTa. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) rebound setelah sebelumnya sempat menyentuh level harga terendah selama enam bulan. Meningkatnya impor India menjadi faktor utama naiknya harga CPO ini.

Harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia untuk pengiriman Mei 2013, Jumat (15/3) pukul 16.03 WIB, naik 1,56% menjadi RM 2.404 per metrik ton. Selama sepekan, harga CPO turun 1,8% karena adanya informasi mengenai kenaikan pajak impor India.

Sedangkan, harga CPO untuk pengiriman Mei 2013 di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) naik 2,99% menjadi Rp 7.580 per kilogram. Dalam sepekan, harga CPO di BKDI turun 0,79%.

Impor minyak nabati India selama empat bulan terakhir naik 22% menjadi 3,74 juta ton. Dinesh Shahra, Managing Director Ruchi Soya Industries Ltd mengatakan, impor minyak nabati tahun ini bisa mencapai 10,7 juta ton, naik 7,21% dibanding tahun lalu sebesar 9,98 juta ton. "Impor CPO kemungkinan akan mencapai rekor 8,5 juta ton tahun ini," kata Shahra kepada Bloomberg.

Meningkatnya permintaan dari India dapat membantu mengurangi persediaan CPO Indonesia dan Malaysia, produsen CPO terbesar di dunia. Stok CPO Malaysia bulan Februari menurun menjadi 2,44 juta ton dari 2,63 juta ton pada Desember 2012. Sedangkan, stok CPO Indonesia diperkirakan juga akan menurun, menjadi 2,3 juta ton tahun ini, dibandingkan stok akhir Desember 2012 yang mencapai 2,5 juta ton.

Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures mengatakan, kenaikan harga CPO disebabkan adanya ekspektasi ekspor CPO Malaysia akan bergerak naik. "Ekspektasi ini muncul karena harga CPO bisa dikatakan sangat rendah, sehingga memunculkan harapan naiknya permintaan, terutama dari India," kata Ariana.

Menurut Ariana, penentuan pajak ekspor CPO dari Malaysia kemungkinan baru akan keluar pekan depan. Pada 17 Maret, pemerintah Malaysia akan menentukan harga rata-rata sebagai dasar untuk menentukan tarif pajak ekspor.

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri menambahkan, harga CPO sebenarnya masih berada dalam tekanan. Pasalnya, ada informasi mengenai kemungkinan turunnya permintaan CPO dari China. India dan China adalah konsumen terbesar CPO. Dus, adanya sinyal penurunan permintaan kedua negara akan berdampak langsung pada harga CPO.

Kiswoyo melihat, saat ini pasar masih mengambil sikap menunggu, sampai adanya informasi terbaru mengenaik impor dari China. Meski impor CPO India meningkat, pasar masih mengharapkan adanya perkembangan informasi impor dari China. "Masih tingginya stok CPO China membuat pasar khawatir mengenai jumlah permintaan CPO dari China. Kemungkinan besar, harga CPO masih tertekan hingga akhir pekan depan, karena masalah permintaan ini," kata Kiswoyo.

Ariana memprediksikan, harga CPO akan menguat terbatas selama sepekan mendatang di kisaran RM 2.275 - RM 2.465 per metrik ton. Sedangkan, Kiswoyo menebak, harga CPO cenderung sideways, dengan pergerakan di kisaran RM 2.350 – RM 2.480 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×