kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ratu Prabu akan gandeng perusahaan Tiongkok untuk bangun LRT


Minggu, 21 Januari 2018 / 20:37 WIB
Ratu Prabu akan gandeng perusahaan Tiongkok untuk bangun LRT
ILUSTRASI. Ground Breaking Pembangunan Ratu Prabu Residences 3


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI) tengah bergerilya mencari calon partner untuk membangun proyek light rail transit (LRT) di DKI Jakarta. Beberapa calon potensial berasal dari Tiongkok.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Direktur Ratu Prabu, Burhanuddin Bur Maras. ARTI tengah menjajaki pembicaraan untuk membentuk joint venture (JV) dengan beberapa perusahaan China untuk membangun proyek LRT di Jakarta. "Ada beberapa perusahaan China tapi belum bisa dikasih tahu," kata Burhanuddin kepada Kontan.co.id, Minggu (21/1).

Selain mencari mitra untuk pembentukan JV, Ratu Prabu juga mencari pinjaman untuk modal membangun LRT. Maklum, dana yang dibutuhkan untuk membangun proyek LRT tersebut diperkirakan mencapai Rp 320 triliun.

ARTI pun sudah mendapatkan kepastian pinjaman dari Tiongkok, yaitu dari China Exim Bank. Namun Burhanuddin lagi-lagi merahasikan jumlah dana yang akan dipinjam dari China Exim Bank. "Pinjaman dari China Exim Bank. Saya belum boleh memberitahukan ke umum," imbuh dia.

Burhanuddin hanya menyebut untuk mendapatkan dana dari China Exim Bank, Ratu Prabu harus membeli barang dari China. Ini menjadi syarat agar pinjaman untuk pembangunan LRT bisa cair.

Makanya Burhanuddin berharap ARTI bisa membentuk JV dengan perusahaan China untuk membangun proyek LRT demi kelancaran pendanaan. "Pinjaman biasa tetapi harus beli barangnya dari China, ada kemungkin joint venture," kata Burhanuddin.

Sejauh ini, proyek LRT yang digagas oleh ARTI masih belum berjalan. Sebab pemerintah belum mengeluarkan izin untuk pembangunan proyek LRT.

Biarpun begitu, Burhanuddin masih cukup optimistis dalam enam bulan ke depan ARTI sudah bisa mendapatkan izin dari pemerintah. Sehingga pembangunan LRT di Jakarta bisa dimulai. "Yang diperlukan ialah izin dari pemerintah, secepatnya dapat izin langsung berkerja, karena persiapan teknis sudah siap," ujar dia.

ARTI memang telah menyelesaikan feasibility study rencana pembangunan proyek LRT. Hasil kajian teknis pun telah diserahkan kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, pada awal Januari 2018.

Rencananya proyek LRT yang akan dibangun oleh ARTI sepanjang 232 kilometer. Nantinya LRT tidak hanya melintas di wilayah DKI Jakarta saja.

Proyek LRT ini direncanakan melintasi hampir di semua jalan arteri DKI Jakarta, Kota Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Depok hingga Bogor. Diproyeksi dana yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini mencapai US$ 42,8 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×