kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rata-rata Harga Jual Batubara Berpotensi Naik, Simak Rekomendasi Saham ITMG


Rabu, 27 April 2022 / 13:39 WIB
Rata-rata Harga Jual Batubara Berpotensi Naik, Simak Rekomendasi Saham ITMG
ILUSTRASI. pertambangan b a t u b a r a PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Foto Dok ITMG


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masih atraktif di tengah menguatnya harga batubara. 

Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi merekomendasikan beli saham ITMG dengan target harga Rp 30.700.

Rekomendasi ini menimbang potensi kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) yang akan lebih tinggi dari ASP tahun lalu di level US$ 103 per ton. Selain itu, kinerja ITMG juga didukung porsi ekspor batubara yang tinggi dan potensi peningkatan penjualan dari akuisisi tambang baru.

Pada kuartal II-2021, ITMG telah mengakuisisi 100% saham perusahaan pertambangan batubara PT Graha Panca Karsa (GPK) senilai US$ 31,2 juta. Akuisisi ini untuk menggantikan produksi tambang Kitadin Embalut yang berhenti beroperasi pada kuartal kedua 2022.

GPK memiliki area konsesi seluas 5.060 hektare (ha) yang terletak di Kalimantan Timur. Dengan target produksi batubara sekitar 200.000 ton hingga 1 juta ton di 2022 dan perkiraan nisbah kupas 4 kali sampai 5 kali, kapasitas produksi ITMG diperkirakan meningkat  menjadi 18,25 juta sampai  18,50 juta ton di  tahun ini. Meningkat dari sebelumnya sebesar 18,10 juta ton pada 2021.

Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham yang Bisa Dirilik Saat IHSG Diramal Melemah pada Senin (24/4)

Menurut Aqil, harga batubara yang sempat naik signifikan terjadi akibat ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina. Seiring kekhawatiran terganggunya pasokan gas bumi ke beberapa negara Eropa, harga komoditas energi alternatif seperti batubara dan minyak mentah juga ikut naik. Selain itu, Rusia merupakan salah satu pemasok gas alam terbesar, menyumbang sekitar 40% dari kebutuhan gas alam Eropa.

Di sisi lain, permintaan batubara China meningkat 5,10% year-on-year (yoy) menjadi 315,73 juta ton di 2021 seiring pulihnya perekonomian global. 
Ke depan, Aqil melihat permintaan batubara masih cukup solid, mengingat kebutuhan negara berkembang terhadap ketersediaan pembangkit listrik masih cukup tinggi. MNC Sekuritas memperkirakan permintaan batubara global akan mencapai hingga 600 juta ton di 2022.

Namun, Aqil memperkirakan pasokan batubara di 2022 berpotensi meningkat, sejalan dengan kebijakan Uni Eropa yang melarang impor batubara Rusia. “Oleh karena itu, hal ini akan menguntungkan Indonesia dan Australia sebagai dua negara pengekspor batubara terbesar, dalam memasok batubara ke beberapa negara Eropa,” tulis Aqil dalam riset, Selasa (26/4).

Hanya saja, risiko terhadap rekomendasi ini di antaranya pelemahan harga batubara global, penurunan total produksi batubara, serta peraturan pemerintah seperti menaikkan batas minimum domestic market obligation (DMO) menjadi 30% dan rencana menaikkan tarif royalti batubara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×