CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rasio kolokasi meningkat, pendapatan Tower Bersama (TBIG) naik 13,39% pada 2020


Rabu, 28 April 2021 / 14:33 WIB
Rasio kolokasi meningkat, pendapatan Tower Bersama (TBIG) naik 13,39% pada 2020
ILUSTRASI. Tower Bersama Infrastructure (TBIG) membukukan pendapatan Rp 5,33 triliun sepanjang tahun 2020 atau meningkat 13,39%


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan pendapatan Rp 5,33 triliun sepanjang tahun 2020 atau meningkat 13,39% dibanding pendapatan 2019 yang sebesar Rp 4,7 triliun. Dari segi bottom line, TBIG mencatatkan kenaikan laba bersih 23,2% year on year (yoy), dari Rp 819,45 miliar menjadi Rp 1,01 triliun.

Direktur Utama TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan, pada tahun 2020, TBIG menambahkan 3.608 penyewa gross yang terdiri dari 835 site telekomunikasi dan 2.773 kolokasi. "Dengan pesanan kolokasi yang kuat, rasio kolokasi ( tenancy ratio) kami telah meningkat menjadi 1,96 kali dari 1,85 kali pada akhir tahun 2019. Selain itu, akuisisi 3.000 menara yang baru saja selesai akan segera berkontribusi pada arus kas kami," tutur Hardi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/4).

Per 31 Desember 2020, TBIG memiliki 31.850 penyewaan dan 16.265 site telekomunikasi. Site telekomunikasi milik perusahaan terdiri dari 16.155 menara telekomunikasi dan 110 jaringan DAS. Dengan total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 31.740, maka tenancy ratio perusahaan menjadi 1,96 kali.

Baca Juga: Tower Bersama (TBIG) merampungkan akuisisi 3.000 menara dari Inti Bangun (IBST)

Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso menambahkan, bisnis TBIG terus menunjukkan ketahanannya dengan pendapatan kontrak yang terjamin dan berjangka panjang dari operator telekomunikasi berperingkat tinggi. Di sisi lain, efisiensi operasional yang dijalankan juga berhasil menaikkan marjin EBITDA TBIG dari 85,4% pada 2019 menjadi 86,7% pada akhir tahun 2020.

"Selain itu, kami mempertahankan strategi lindung nilai yang berhati-hati dengan menggunakan instrumen lindung nilai derivatif yang sesuai dengan jangka waktu utangnya,” kata Helmy.

Per 31 Desember 2020, total pinjaman (debt) perusahaan di mana pinjaman dalam dollar Amerika Serikat (AS) yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp 22,92 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 9,97 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 947 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 21,98 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perusahaan menjadi Rp 9,02 triliun.

Rasio pinjaman senior bersih (net senior debt) terhadap EBITDA triwulan keempat 2020 yang disetahunkan adalah 1,9 kali dan rasio pinjaman bersih (net debt) terhadap EBITDA triwulan keempat yang disetahunkan adalah 4,5 kali. "Rasio pinjaman tersebut menunjukkan bahwa kami masih memiliki ruang untuk menggunakan pinjaman tambahan berdasarkan covenant yang disyaratkan oleh fasilitas bank dan surat utang kami," ucap Helmy.

Pada kuartal pertama 2021, TBIG juga telah melakukan pembiayaan kembali fasilitas pinjaman bank yang ada serta mengakses pasar obligasi dollar AS dan rupiah. Salah satunya adalah obligasi senilai US$ 300 juta dengan peringkat layak investasi berjangka waktu lima tahun yang jatuh tempo pada 2026.

Menurut Helmy, berbagai transaksi pasar modal ini secara substansial telah memperpanjang jatuh tempo utang TBIG dan secara material akan mengurangi biaya keuangan perusahaan. Ia menyatakan, bisnis TBIG memiliki arus kas operasional yang kuat dan memiliki cukup fasilitas kredit revolving yang berkomitmen dan belum ditarik.

 

Selanjutnya: Tower Bersama (TBIG) kantongi restu untuk akuisisi 3.000 menara Inti Bangun Sejahtera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×