Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) mencetak kinerja di luar ekspektasi.
Awalnya, RALS diprediksi merupakan emiten ritel yang paling tertekan. Sebab, emiten bermain di segmen menengah ke bawah yang permintaannya paling elastis terhadap perubahan harga. Biasanya, bila ada kenaikan harga, permintaannya langsung turun.
Di sisi lain, RALS juga tidak bisa beralih ke segmen menengah atas lantaran segmen tersebut pasarnya sudah terlanjur diserap oleh pemain besar lainnya.
Johanes Prasetya, Analis BCA Sekuritas dalam risetnya 5 November 2015 menjelaskan, secara year on year (yoy) kinerja RALS memang menurun. Tapi secara quarte on quarter (qoq), kinerjanya justru naik signifikan.
Kuartal III-2015 lalu, RALS mencatat pendapatan Rp 4,27 triliun. Angka ini turun 8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, rp 4,63 triliun. Sementara, laba bersihnya tercatat Rp 304 miliar, turun 10%.
Bandingkan dengan kinerja sepanjang Juli-September, penjualan RALS Rp 1,74 triliun, naik 24% dibanding periode April-Juni. Bahkan, laba bersihnya lompat 151% menjadi Rp 85 miliar.
"Di luar ekspektasi, RALS justru bisa memaksimalkan momen Lebaran dan musim tahun ajaran baru," tandas Johanes.
Bahkan, pertumbuhan laba bersih secara kuartal ke kuartal ang mencapai 151% membuat pencapaian tersebut sebesar 109% dari konsensus.
Saat ini, perseroan sedang mencoba strategi menambah merek dagangan dengan area penjualan yang lebih luas, plus cost yang lebih efisien dan margin yang lebih tinggi.
Dia merekomendasikan hold saham RALS dengan target harga Rp 695 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News