Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk pada tahun ini akan fokus meningkatkan penjualan di segmen konsinyasi. Sebab, bisnis tersebut mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan penjualan produk jual-beli putus dan penjualan supermarket.
Sebagaimana diketahui, Ramayana memiliki tiga kategori penjualan, yakni penjualan beli putus, penjualan konsinyasi, dan penjualan supermarket. Pertumbuhan penjualan dari departement store yang meliputi beli-putus dan konsinyasi tercatat masing-masing 3,5% hingga 3,6%. Sementara penjualan dari supermarket merugi dengan penurunan sekitar 15%.
Sebagai gambaran, penjualan beli putus merupakan penjualan di mana Ramayana membeli semua produk dari produsen lokal dan menjualnya kembali di gerai Ramayana. Sedangkan, penjualan konsinyasi merupakan penjualan yang dilakukan Ramayana untuk produk-produk nasional, selanjutnya, Ramayana mengambil komisi dari penjualan tersebut.
Mengutip laporan keuangan Ramayana, perusahaan mencatatkan penurunan penjualan beli-putus mencapai Rp 306,2 miliar, yang mengakibatkan laba kotor dari bisnis beli putus ikut turun sebesar Rp 62,1 miliar.
Kendati begitu, komisi atas penjualan konsinyasi naik sebesar Rp 71,9 miliar. Dengan begitu, total laba kotor yang dicatatkan oleh perusahaan naik hingga Rp 9,8 miliar jika dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
"Barang konsinyasi bukan barang yang biasa dibeli oleh pelanggan Ramayana. Tetapi fakta 3 tahun terakhir justru naik terus," ungkap Setyadi.
Melihat kondisi tersebut, perusahaan berkode saham RALS ini berencana untuk fokus pada penjualan departement store, khususnya dari barang konsinyasi. Meski fokus pada barang konsinyasi, kata Setyadi, pihaknya tetap selektif dalam memasok barang atau disesuaikan dengan pangsa pasar Ramayana yang berada di segmen menengah ke bawah.
Adapun, untuk menarik jumlah pengunjung, RALS juga akan mengembangkan konsep lifestyle di mall di mana gerai Ramayana berada.
Setyadi menyebut, pada tahun ini, perusahaan membidik pendapatan dari penjualan beli putus bisa tumbuh hingga 4%, sementara dari konsinyasi tumbuh mencapai 8%, dan penjualan supermarket (-) 15%.
Saat ini, Ramayana sudah memiliki 116 gerai di 52 kota di Indonesia, termasuk 6 gerai baru yang dibuka sepanjang tahun 2017, yaitu di Pondok Aren (Tangsel), Kota Harapan Indah (Bekasi), Cikupa (Tangerang) QBig (BSD), Bekasi Junction, dan satu gerai Ramayana Prime di Jatinegara (Jakarta Timur).
Setyadi bilang, saat ini pihaknya tengah mengembangkan konsep lifestyle di gerai Ramayana dengan menghadirkan cinema, coffeshop, dan hal lain yang bisa menunjang kebutuhan para pengunjung ke gerai Ramayana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News