Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) terkoreksi. Perlambatan ekonomi China sebagai salah satu konesumen utama CPO, mendorong spekulasi bahwa permintaan masih akan melemah. Ini membuat harga CPO makin tertekan.
Harga CPO untuk kontrak pengiriman September 2013 di Bursa Malaysia, Selasa (16/7) pukul 17.00 WIB, melemah 1,36% menjadi RM 2.267 per ton dibanding harga sehari sebelumnya. Ini merupakan harga terendah sepanjang tahun ini. Dalam sebulan harga CPO telah terkoreksi 7,96%.
Rilis data ekonomi terbaru dari China menunjukkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal-II tahun ini hanya mencapai 7,5% atau turun dari 7,7% pada kuartal sebelumnya. Arhnue Tan, analis Alliance Investment Bank Bhd mengatakan, sinyal perlambatan ekonomi China tersebut telah membebani pergerakan sejumlah harga komoditas, termasuk salah satunya, CPO. "Karena, konsumsi CPO China mencapai 20% dari total ekspor CPO Malaysia," ujar dia kepada Bloomberg.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures, menambahkan, harga CPO juga mendapatkan tekanan dari pelemahan mata uang rupee India terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kondisi itu membuat biaya impor menjadi tinggi, sehingga India mengurangi permintaan CPO.
Permintaan global yang relatif masih lemah otomatis membuat ekspor dari produsen CPO turun. Ekspor CPO dari Malaysia dalam 15 hari pertama Juli 2013 turun 23% dibanding periode yang sama pada bulan sebelumnya. "Itu telah meningkatkan kekhawatiran pasar bahwa persediaan CPO masih akan berlimpah," kata Zulfirman.
Terkoreksi terbatas
Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures mengatakan, untuk menggenjot ekpsor, sebenarnya Malaysia telah memberlakukan kebijakan pajak yang rendah. Namun, hal itu belum berhasil menjadi katalis untuk mengangkat harga CPO.
Suluh memperkirakan, tren pelemahan harga CPO yang terjadi saat ini kemungkinan akan berlangsung lama. Selama permintaan CPO, khususnya dari China dan India masih lemah dan produksi CPO tinggi, maka harga CPO masih akan lesu.
Secara teknikal, dalam sepekan ke depan harga CPO masih akan terkoreksi terbatas. Ini terlihat dari harga yang masih berada di bawah moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Relative strength index (RSI) berada di area oversold memungkinkan ada penguatan, setelah didahului tekanan. Sementara itu, stochastic yang berada di level 30 dan bergerak turun menunjukkan bahwa harga CPO masih dalam tekanan.
Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan, harga CPO akan bergerak konsolidasi cenderung melemah di kisaran RM 2.220-RM 2.290 per ton. Sementara, Suluh memprediksi, harga CPO akan melemah di kisaran RM 2.250-RM 2.280 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News