Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pembiayaan alias multifinance, PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) mengincar pertumbuhan bottom line di akhir 2022 hingga 30%-40% dari tahun sebelumnya.
Untuk gambaran, Radana Finance mencetak laba komprehensif tahun berjalan di 2021 sebesar Rp 34,77 miliar. Adapun di 2020, HDFA membukukan rugi senilai Rp 84,43 miliar.
"Untuk bottom line, kami coba mengincar pertumbuhan dibanding tahun lalu di sekitar 30% sampai dengan 40%," ucap Rizalsyah Riezky, Direktur Radana Finance kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: Begini Strategi Radana Finance (HDFA) Membalikkan Rugi Jadi Laba di 2021
Menilik laporan keuangan HDFA, perusahaan pembiayaan ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 45,28% secara tahunan atawa year on year (yoy) menjadi Rp 93,42 miliar sepanjang semester pertama 2022 dari Rp 64,30 miliar periode yang sama tahun lalu..
Rinciannya, pendapatan pembiayaan tumbuh 80,23% yoy menjadi Rp 83,07 miliar. Pendapatan bunga bank senilai Rp 1,08 miliar dan penghasilan lain-lain sejumlah Rp 9,26 miliar.
Adapun laba komprehensif tahun berjalan HFDA hingga semester satu ini mencapai Rp 18,13 miliar. Capaian ini mengembang 22,52% yoy dari Rp 14,80 miliar.
Direktur Bisnis Radana Finance, Milokevin Wendiady menambahkan pihaknya juga menargetkan pembiayaan baru atawa booking HDFA bisa mencapai sekitar Rp 2 triliun di akhir 2022 ini. Adapun transaksi pembiayaan baru HDFA mencapai Rp 867,97 miliar per Juni 2022. Nilai ini tumbuh 61,98% dari Rp 535,84 di akhir Juni 2021.
Baca Juga: Pendanaan Perbankan Dalam Negeri ke Multifinance Tumbuh Subur
Milo mengakui kenaikan harga komoditas turut mengangkat kinerja Radana Finance di paruh pertama tahun ini. Kenaikan harga komoditas menyebabkan perusahaan komoditas untuk mencari alat baru.
"Kalau dari Radana dampaknya cukup positif secara keseluruhan," imbuh dia.
Booming komoditas ini juga mendatangkan tantangan. Milo menjelaskan di tengah kondisi pandemi dan faktor lainnya tantangan datang dari ketersediaan alat berat. Tantangan lainnya yang dihadapi HDFA yaitu untuk mendapatkan suku bunga perbankan yang kompetitif. Untuk itu, Radana Finance juga bekerja sama dengan new anchor dan principal.
Dari sisi non performing loan (NPL), Rizalsyah menyebut gross NPL Radana Finance per Juni berada di 0,05%. Sedangkan NPL net Radana Finance berada di 0%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News