Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor lahan industri di tahun kemarin mengalami tekanan yang cukup dalam dikarenakan oleh pandemi, diharapkan perbaikan ekonomi dapat membuat sektor ini kembali tumbuh ke level pra pandemi.
Untuk kinerja emiten sektor lahan industri di tahun ini analis Sucor Sekuritas Joey Faustian menjagokan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), karena mereka tidak memiliki utang sama sekali, dan lahan yang dimiliki masih cukup besar, bahkan lebih dari 1200 hektar (ha). Selain itu, mereka juga bisa mengganti lahannya untuk komersial, industrial, dan residensial sesuai dengan kebutuhan.
“Kalau misalnya residennya belum pasti, mereka bisa main dulu untuk industrial, tapi ternyata nantinya banyak pabrik operasional di sana, butuh rumah di sana, mereka bisa bangun residensialnya,” kata Joey.
Hal ini juga didukung oleh komersial area yang sudah dibeli sebanyak 10 ha oleh AEON sejak 2015, dan diperkirakan di tahun depan mulai dibangun.
Baca Juga: Kinerja diprediksi membaik tahun ini, simak rekomendasi saham Puradelta (DMAS)
Akan tetapi, Ia juga melihat adanya potensi dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) karena mereka mempunyai Subang Smartpolitan, walaupun proyek ini dianggap sebagai proyek jangka panjang, karena SSIA baru membangun infrastruktur dasar, dan masih menunggu Pelabuhan Patimban beroperasi.
“Karena kan kita masih bergantung sama Tanjung Priok, harapannya nanti begitu Patimban udah mulai pick up dari segi kapasitas, otomatis Subang yang lokasinya udah dekat tentunya akan menjadi industrial estate yang akan menarik, karena Patimban akan dijadikan pelabuhan otomotif,” kata Joey.
Ia juga menambahkan bahwa dengan harga tanah di Subang yang lebih murah, maka potensinya cukup besar, walaupun mungkin baru dua tahun ke depan baru akan mulai beroperasi.
Untuk saat ini, saham PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dianggap Joey masih kurang menarik, terlebih karena di tahun lalu tidak membukukan penjualan lahan. Ia juga melihat karena BEST berlokasi di Bekasi, dan yang paling dekat dengan Jakarta. “Harganya dekat ke Rp 3 juta per m2. Sehingga cukup sulit melakukan penjualan,” kata Joey.
Selanjutnya: Menakar Prospek Kinerja Keuangan Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Tahun Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News