kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Punya risiko lebih tinggi, emiten berusia muda cocok untuk investor risk taker


Senin, 08 Juli 2019 / 17:46 WIB
Punya risiko lebih tinggi, emiten berusia muda cocok untuk investor risk taker


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam tiga tahun terakhir, berarti sejak semester II-2016 terhitung ada 115 emiten yang telah melantai di bursa. Analis melihat emiten-emiten baru ini cocok bagi investor dengan profil cenderung pengambil risiko (risk taker). Maklum, pergerakan saham emiten-emiten baru tersebut ada yang meningkat tajam hingga 45 kali lipat dari harga initial public offering (IPO).

Sebut saja PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI). Harga perdana IPO emiten yang bergerak di sektor pelayanan jasa logistik ini sebesar Rp 138. TCPI tercatat melantai di bursa pada Juli 2018. Per hari ini, Senin (8/7) harga saham TCPI tercatat di level Rp 6.425. Sedangkan PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) naik 44% sejak harga IPO ke level Rp 248 per hari ini (dengan memperhitungkan aksi stock split 1:10 menjadi Rp 175).

Melihat pergerakan tersebut, Kepala Riset Ekuator Swarna Sekuritas David Nathanael Sutyanto menilai emiten yang masih terhitung baru lebih cocok bagi profil investor yang cenderung pengambil risiko. Sebab secara teori saham yang baru IPO memiliki risiko yang lebih tinggi, salah satunya risiko likuiditas.

"Sehingga yang cocok adalah investor yang cenderung risk taker dan profil return-nya juga cocok karena jika kita lihat returnnya tinggi," jelas David saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/7).

Hari ini juga ada tiga emiten yang melantai di bursa, yakni PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY), dan PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE). Ketiga emiten tersebut bergerak di sektor teknologi digital. David mengatakan saat ini industri teknologi justru lebih agresif alias keuntungan tinggi dengan risiko yang besar.

Sedangkan saham yang cenderung aman justru emiten yang sudah lama melantai di bursa, terutama pada sektor finansial. David menyebut empat emiten yang prospektif yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

David menargetkan BBCA di harga Rp 31.000 per saham sedangkan per hari ini harga saham emiten tersebut Rp 29.500. Sementara itu BBRI ditargetkan di level Rp 4.800 per saham, sementara posisi hari ini tercatat di level Rp 4.400. 

Untuk BMRI dan BBNI, David menargetkan masing-masing di level harga Rp 8.500 dan Rp 10.000, dengan posisi keduanya hari ini masing-masing Rp 7.825 dan Rp 9.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×