kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Punya CFO Baru, Begini Strategi Keuangan GOTO Kejar Profit


Kamis, 18 Juli 2024 / 12:30 WIB
Punya CFO Baru, Begini Strategi Keuangan GOTO Kejar Profit
Dok. GoTo


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Jakarta. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan akan menunjuk kandidat Chief Financial Officer (CFO) yang baru, Simon Tak Leung Ho, untuk menggantikan CFO dan Direktur GOTO Wei-Jye Jacky Lo yang mengundurkan diri.

Penunjukkan CFO dan Direktur GOTO ini akan bergantung pada persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Agustus 2024, sekaligus untuk menyetujui pula pengunduran diri Jacky Lo.

Berdasarkan keterangan resmi GOTO, Rabu (17/7/2024), Simon memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang finansial, meliputi manajemen keuangan, strategi perusahaan, pasar modal, dan hubungan investor. 

Beberapa jabatan yang pernah diembannya ialah posisi senior di perbankan internasional, di antaranya Citigroup dan ABN AMRO.

Simon juga pernah menjabat sebagai CFO di FinVolution Group, platform teknologi finansial di China yang tercatat di Bursa Efek New York (NYSE). Jabatan terakhirnya adalah sebagai CFO di Maya Group, perusahaan pembayaran dan perbankan digital terkemuka di Filipina.

Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, mengatakan pengalaman Simon yang sangat luas dan pengetahuan yang mendalam di bidang keuangan akan sangat bernilai bagi GOTO seiring dengan upaya perseroan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

“Simon akan menjadi bagian dari manajemen senior  dan akan berperan penting dalam memastikan perseroan untuk memberikan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham,” kata Patrick, dalam siaran pers, dikutip Kamis (18/7/2024).

Dalam keterangan resmi saat merilis kinerja Q1-2024, Patrick menegaskan strategi keuangan dalam mengejar profit. Strategi pertumbuhan itu di antaranya memperluas basis pengguna, memperdalam wallet share (daya beli) pengguna ekosistem, menurunkan beban operasional, serta memperkuat kemitraan dengan TikTok.

“Kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat di tahun ini, dan saat yang sama tetap berkomitmen kepada  tujuan profitabilitas yang telah kami tetapkan,” kata Patrick.

Tahun ini, perseroan menetapkan pedoman kinerja yakni EBITDA grup yang disesuaikan impas untuk tahun buku 2024. Sepanjang tahun lalu, EBITDA grup yang disesuaikan tercatat minus Rp 3,67 triliun, berhasil di bawah target awal yakni minus Rp 3,8-Rp 4,5 triliun.

Strategi Gojek-GTF

Mengutip paparan manajemen saat Paparan Publik Insidental, Rabu (28/2/2024), manajemen GoTo di bawah arahan Patrick Walujo menjelaskan tiga strategi besar yang menjadi fokus tahun ini demi mencapai profit.

Pertama, GoTo akan meningkatkan frekuensi pengguna eksisting dan terus memperluas jangkauan pasar, melalui inovasi produk yang menjangkau konsumen yang memprioritaskan harga.

Sepanjang 2023, GoTo meluncurkan berbagai produk dan inovasi yang menyasar segmen konsumen yang memprioritaskan harga untuk memperluas jangkauan pasar. Produk itu di antaranya, GoCar Hemat, GoFood Mode Hemat, GoTransit yang dikelola lini bisnis On-Demand Service (ODS) atau Gojek.

Di lini bisnis Financial Technology (fintech), GoTo Financial (GTF) merilis aplikasi GoPay yang telah diunduh lebih dari 20 juta kali per akhir Maret 2024.

Kedua, perseroan akan meningkatkan monetisasi dan memperkuat fundamental perusahaan via inovasi produk dengan take rate (tingkat komisi) yang lebih tinggi, mulai dari Gopay Later dan Gopay Pinjam. Perseroan bersama mitra strategisnya, Bank Jago, juga meluncurkan layanan tabungan GoPay Tabungan by Jago.

Ketiga, memperkuat fundamental melalui pengelolaan beban usaha secara disiplin, dari beban infrastruktur dan pengembangan teknologi informasi, beban operasional tetap, dan insentif dan promosi.

Di Q1-2024, total biaya dan beban GOTO turun 32% menjadi Rp 5,02 triliun dari Q1-2023 sebesar Rp 7,38 triliun. Sementara itu, pendapatan bersih tembus Rp 4,08 triliun, naik 22% dari sebelumnya Rp 3,33 triliun. Rugi bersih atribusi entitas induk juga turun 78% menjadi Rp 861,91 miliar dari sebelumnya rugi bersih Rp 3,86 triliun.

Menurut manajemen, perseroan akan terus berinvestasi pada bisnis ODS dan GTF, serta mempercepat integrasi produk-produk fintech dengan TikTok dan Tokopedia. Mengacu keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) 12 Juli lalu, GOTO bahkan sudah menyuntikkan Rp 2,5 triliun untuk pengembangan bisnis GTF dari dana penawaran umum (IPO).

Pada Q1-2024, tingkat pemberian pinjaman dari bisnis pinjaman konsumen GTF (mencakup buy now pay later/BNPL dan pinjaman tunai) naik 43% secara kuartalan (QoQ) menjadi Rp 2,7 triliun dan melesat lebih dari tiga kali lipat year on year (YoY). Dari jumlah itu, Bank Jago menyalurkan 75%, naik dari 70% pada kuartal sebelumnya.

Selain itu, GoTo juga bermitra dengan TikTok untuk memudahkan pengguna menghubungkan akun GoPay mereka dengan Shop Tokopedia, yang telah selesai pada pertengahan Maret 2024.

“Integrasi dengan TikTok juga terus mengalami kemajuan yang baik, setelah penyesuaian yang dilakukan GoTo terhadap produk BNPL pada Januari 2024 menghasilkan tingkat penetrasi lebih tinggi di platform Tokopedia,” tulis manajemen GOTO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×