kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

PTPP targetkan pendapatan EPC hingga Rp 3 triliun


Minggu, 28 Agustus 2016 / 22:11 WIB
PTPP targetkan pendapatan EPC hingga Rp 3 triliun


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah, PT PP Tbk (PTPP) akan gencar membidik proyek dari sektor energi tahun ini sejalan dengan program 35.000 Megawatt (MW). Tahun ini, perseroan membidik pendapatan dari bisnis engineering, procurement, construction (EPC) Rp 2, 5 triliun -Rp 3 triliun.


Target pendapatan EPC tahun ini mengalami peningkatan tajam dibandingkan dengan tahun 2015 yang hanya bisa membukukan revenue dari bisnis ini sebesar Rp 924 miliar. Sementara semester I, PTPP telah berhasil mencetak pendapatan dari bisnis ini sebesar Rp 1,06 triliun, melonjak 317 % dari Rp 256,6 miliar pada semester I tahun lalu.

Abdul Haris Tatang, Direktur PTPP mengatakan perseroan berpeluang besar mengantongi pendapatan besar dari bisnis EPC karena saat ini pemerintah maupun perusahaan BUMN lainnya tengah menenderkan puluhan proyek pembangkit listrik.

"Kita akan mudah mengejar target karena saat ini kita sudah mengerjakan EPC 500 MW di delapan titik senilai Rp 1,9 triliun. Sementara itu ada puluhan proyek juga tengah ditenderkan di Agustus ini yang berpeluang kita dapatkan. Kita tinggal mengejar Rp 1 triliunan lagi dari proyek baru," kata Tatang di Jakarta baru-baru.

Tatang menjelaskan, pertumbuhan tajam pendapatan PTPP dari bisnis EPC semester I lantaran perseroan bisa menyelesaikan pengerjaan proyek EPC yang merupakan bagian dari program kelistrikan 35 MW lebih cepat dari perkiraan. Ia bilang, pihaknya mampu mengerjakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Goronttalo dalam enam bulan padahal biasanya proyek pembangkit listrik dikerjakan dalam 14 bulan.

Adapun proyek EPC yang tengah dikerjakan PTPP saat ini terdiri dari PLTG Medan berkapasitas 100 MW, PLTG Bangka 75 MW, PLTG Belitung 25 MW, PLTG Nias 25 MW, PLTG Lampung 100 MW, PLTG Pontianak 100 MW dan PLTG Lombok 50 MW.

Selain membidik proyek EPC, PTPP juga terus mengincar investasi di sejumlah proyek pembangkit listrik atau Independent Power Producer (IPP). Dalam tiga tahun ke depan, perseroan membidik IPP hingga 4.000 MW.

Tatang mengatakan saat ini perseroan tengah mengikuti tender empat proyek pembangkit listrik dari PLN yakni PLTU Bangka-1 (2 x 100 MW), PLTU Kalselteng-3 (2 x 100 MW), PLTU Kaltim-3 (1 x 200 MW), PLTU Kaltim-6 (1 x 200 MW).

Bob Setiadi, Analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya 23 Agustus 2016 mengatakan bisnis EPC PTPP memang terus bersinar. Pertumbuhan moderat pendapatan perseroan sebagian besar ditopang oleh pendapatan dari EPC.

Ia memandang ke depan prospek PTPP masih akan positif. Rencana perseroan menggelar right issue Rp 4,4 triliun seiring dengan adanya persetujuan Penyertaan Modal Negara (PMN) akan mendorong peningkatan ekuitasnya. Menurutnya, ini akan memperkuat posisi perseroan dalam menggarap lebih banyak proyek ke depan.

Oleh karena itu, Bob mempertahankan rekomendasi buy untuk PTPP dengan target harga Rp 5.200. Ia memperkirakan dengan adanya rights issue tahun ini, perseroan berpotensi mencatatkan kinerja yang lebih baik di tahun depan.

Sementara Eveline Liauw, analis Indo Premiere Securities merekomendasikan buy dengan menaikkan target harga PTPP dari Rp 4.800 menjadi Rp 5.100. Dirinya melihat prospek PTPP akan semakin cerah seiring dengan rencana right issue dan meningkatnya margin dari bisnis EPC dan konstruksi perseroan.

Eveline menjelaskan, PTPP berhasil mencatatkan margin dari EPC di kuartal II 2016 15,5%, naik dari kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 12,2%. "Ini merupakan pertumbuhan margin terkuat dalam dua tahun terakhir," katanya dalam riset 23 Agustus 2016.

Sementara margin dari bisnis konstruksi naik menjadi 14,1% di kuartal II dari Rp 13,9% dari kuartal sebelumnya. Demikian pula, realty segmen juga berhasil meningkatkan margin menjadi 63,1% dari 44,2% di tengah lemah pendapatan di 2Q16.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×