Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) sampai September 2021 mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 13,48 triliun. Capaian kontrak baru itu tercatat tumbuh 14,62% secara year on year (yoy). Namun, capaian ini masih jauh berada di bawah target perusahaan yang menargetkan Rp 30,1 triliun di tahun ini.
Akan tetapi, analis Mirae Asset Sekuritas Joshua Michael, menilai hasil ini sejalan dengan proyeksinya di tahun ini. Ia menargetkan di akhir tahun PTPP membukukan kontrak baru sebesar Rp 22,6 triliun.
"Belum ada perubahan sampai dengan saat ini," katanya.
Ia menjelaskan beberapa sentimen yang akan mempengaruhi kinerja PTPP di tahun ini. Menurutnya, PTPP saat ini banyak proyek rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) seperti pembangunan smelter yang kontraknya dialihkan ke tahun 2022.
Baca Juga: Prospek Saham PTPP yang Terungkit Kenaikan Kontrak Baru
Lalu sentimen positif yang masih akan membayangi akan datang dari penyertaan modal negara (PMN) di Kawasan Industri Wijayakusuma, serta meningkatnya harga komoditas juga menurutnya menjadi salah satu sentimen yang menguntungkan PT PP Presisi Tbk (PPRE) sebagai kontraktor alat berat.
Akan tetapi, Joshua masih melihat beberapa hal yang berpotensi menjadi katalis negatif bagi PTPP di tahun ini. Katalis negatif masih terkait dengan ketidakpastian karena pandemi Covid-19 di Indonesia.
Raihan pendapatan yang tumbuh juga menurutnya masih belum akan menembus level pra pandemi.
"Meskipun perolehan pendapatan dan laba bersih bertumbuh, namun belum akan mencapai level pre-covid (2019)," katanya, Selasa (19/10).
Joshua perkirakan, di akhir tahun ini pendapatan PTPP akan mencapai Rp 14,8 triliun atau turun 6,57%, dibandingkan dengan tahun 2020 lalu. Sedangkan laba bersih diperkirakan akan dicatat di angka Rp 252 miliar, atau naik 95,34% dari tahun lalu.
Untuk tahun 2022, perkiraannya lebih positif dibandingkan dengan 2021. Di mana ia perkirakan pendapatan PTPP akan mencapai Rp 15,5 triliun dan laba bersih diperkirakan akan mencapai Rp 308 miliar. Selain itu, pertumbuhan kontrak baru ia perkirakan akan mencapai 5-10% secara year on year (yoy).
Joshua merekomendasikan PTPP dengan target harga Rp 1.500 per saham.
Selanjutnya: Sejumlah BUMN Karya mulai rajin divestasi, simak rekomendasi analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News