Reporter: Amailia Putri Hasniawati, Anna Suci Perwitasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Perkebunan Nusantara III kembali bergulir. Perusahaan perkebunan itu berharap bisa masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) di akhir tahun ini.
PTPN III ingin IPO karena kebutuhan dana untuk pengembangan bisnis sawit dan karet hingga 2014 cukup besar, yakni Rp 6 triliun. "Kami perlu dana murah dan tidak bisa mengandalkan pinjaman bank saja. Kami harus IPO dengan target sekitar Rp 3 triliun," ujar Amri Siregar, Direktur Utama PTPN III, Selasa (31/5). Nilai IPO itu setara 30% dari total ekuitas PTPN III yang mencapai Rp 8 triliun.
Amri ingin IPO terwujud akhir tahun ini dengan menggunakan laporan keuangan per akhir Juni 2011. Namun berkembang spekulasi bahwa Kementerian BUMN ingin mendahulukan pembentukan holding BUMN perkebunan daripada IPO PTPN III.
Amri enggan menanggapi kabar itu. Ia cuma menyatakan, PTPN III akan memakai hasil IPO untuk mengembangkan perkebunan dari hulu hingga hilir serta membayar utang jangka panjang.
Perusahaan lain yang siap menggelar IPO adalah Golden Energy Mines, anak usaha
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Hermawan Tarjono, Sekretaris Perusahaan DSSA, menyebutkan, perusahaan asal India dan Korea Selatan tertarik membeli Golden Energy. Satu investor akan masuk dengan membeli 40% saham. "Pengambilalihan bisa di saat IPO sekaligus melalui transaksi penjualan strategis," kata Hermawan, kemarin.
Calon investor yang berpeluang besar masuk Golden Energy adalah perusahaan asal India, yaitu Coal India. Tapi peluang perusahaan Korea masih terbuka. Yang jelas, PT United Tractor Tbk yang semula mengincar saham Golden telah mundur.
Golden Energy akan IPO pada Agustus tahun ini dengan melepas 20% saham setara 1,25 miliar saham. Harga IPO berkisar Rp 2.300-Rp 3.500 per saham. Perusahaan batubara ini bisa meraup maksimal dana Rp 4,38 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News