kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PSBB Jakarta berlaku lagi, begini rekomendasi saham-saham emiten properti


Minggu, 13 September 2020 / 14:28 WIB
PSBB Jakarta berlaku lagi, begini rekomendasi saham-saham emiten properti
ILUSTRASI. PSBB yang sebelumnya diberlakukan turut berdampak pada bisnis properti.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bakal diterapkan lagi di Jakarta mulai Senin (14/9). PSBB yang sebelumnya diberlakukan turut berdampak pada bisnis properti, sehingga emiten properti ramai-ramai memangkas target pendapatan pra-penjualan (marketing sales).

Dengan berlakunya kembali PSBB ketat ini, tentu menjadi tekanan lagi bagi industri properti.  Namun, beberapa emiten properti yang dihubungi Kontan.co.id belum akan memangkas target yang sebelumnya telah direvisi. Sebaliknya, mereka akan tetap kejar target yang telah ditetapkan.

Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan, pemberlakuan kembali PSBB di wilayah Jakarta memberikan sentimen negatif pada perusahaan properti pengelola pusat belanja, apalagi terhadap PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Baca Juga: PSBB Jakarta tetap diterapkan dan berlaku mulai Senin selama dua pekan

Joey merinci porsi pendapatan dari mal yang dimiliki oleh PWON mencapai 28% dari total pendapatan. Sementara di SMRA mencapai 26% dan di PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencapai 14% dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sebesar 10% dari total pendapatan.

"Untuk jangka menengah satu sampai tiga bulan saya rasa hold dulu, karena implementasi PSBB pasti akan memberi sentimen buruk untuk IHSG secara keseluruhan dan untuk sektor properti sendiri," jelas Joey kepada Kontan.co.id, Minggu (13/9).

Namun, Sucor Sekuritas masih menyukai saham BSDE dan CTRA karena kontribusi pendapatan dari mal masing-masing hanya 14% dan 10%. Sementara itu kedua emiten tersebut mencatatkan penjualan rumah yang bisa dibilang cukup baik karena portofolio rumah di bawah Rp 2 miliar cukup banyak.

Di semester I-2020, kontribusi rumah di bawah Rp 1 miliar milik BSDE mencapai 34%, sementara segmen rumah di rentang harga Rp 1 miliar - Rp 2 miliar mencapai 48%. Sementara itu portofolio CTRA dengan segmen rumah di bawah Rp 1 miliar mencapai 17% dan segmen dengan harga Rp 1 miliar - Rp 2 miliar mencapai 43%.

Artinya, penjualan residensial di bawah Rp 2 miliar masih memiliki permintaan yang jauh lebih baik dibandingkan segmen lain. "Bisa dilihat dari penjualan BSDE untuk rumah-rumah di bawah Rp 1,5 miliar," jelasnya.

Dalam jangka 12 bulan ke depan, Joey menargetkan harga BSDE di level Rp 960 dan CTRA di level Rp 1.000. Di jangka waktu yang sama, Joey juga masih merekomendasikan beli untuk saham SMRA dengan target Rp 850 dan PWON dengan target harga Rp 550 per saham.

Baca Juga: Anies: PSBB bukan pelarangan, tapi pengetatan protokol kesehatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×