Reporter: Raka Mahesa W, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memproyeksikan penjualan pada tahun ini akan tumbuh 8,69% menjadi Rp 2,5 triliun. Untuk mendukung ambisinya, anak usaha Grup Sinarmas ini akan menggelar ekspansi usaha.
Misalnya, BSDE kembali menggenjot pengembangan kota mandiri BSD City Tahap 2. Proyek ini akan berdiri di atas lahan seluas 2.300 hektare (ha). BSDE menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 1,6 triliun.
Analis Mandiri Sekuritas Octavius Oky Prakarsa melihat target BSDE bisa tercapai, mengingat kebutuhan rumah di luar Jakarta terus meningkat. Apalagi, harga tanah di Jakarta sudah terhitung mahal. Proyek BSDE di Serpong cukup diminati karena memiliki akses jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Perumahan di BSD City tahap pertama telah habis terjual. Adapun pengembangan BSD City tahap 2 telah dimulai sejak 2008, "Dan, masih berlangsung hingga kini. Itu berarti permintaan terhadap BSD City tahap 2 terus meningkat,” kata Oky, Senin (28/3).
Akuisisi BSDE
Analis eTrading Securities, Budhy Siallagan, menambahkan, penjualan properti BSDE turut didukung kondisi makro Indonesia. Inflasi tinggi kemungkinan tidak akan terjadi di tahun ini. Budhy pun optimistis, penjualan BSDE bisa lebih tinggi 10% hingga 15% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya.
Menurut Oky, penjualan BSDE di tahun ini tidak akan tercatat seluruhnya pada pendapatan untuk tahun buku 2011. Sebagian besar penjualan rumah baru dicatat di laporan keuangan untuk tahun 2012 dan 2013. Maklumlah, penjualan properti diakui ketika terjadi serah terima kunci atau penyerahan bangunan ke konsumen. "Dari penjualan tahun ini maksimal 20% yang bisa dicatat di tahun 2011,” kata Oky. Toh, pembukuan pendapatan 2011 juga hasil dari sebagian penjualan 2010 dan sebagian penjualan 2009.
Oky memprediksi, pendapatan BSDE di 2011 tidak setinggi nilai penjualannya, yaitu senilai Rp 1,8 triliun. Tapi jumlah ini masih naik dibandingkan proyeksi pendapatan 2010 yang senilai Rp 1,4 triliun. Adapun laba bersih tahun ini diperkirakan Rp 497 miliar, meningkat 42% dari perkiraan laba bersih 2010.
Proyeksi Oky tanpa memperhitungkan hasil akusisi BSDE terhadap tiga perusahaan, yaitu PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI), PT Sinar Mas Teladan (SMT), dan PT Sinar Mas Wisesa (SMW) pada tahun lalu.
Apabila memperhitungkan hasil akuisisi tadi, menurut Oky, pendapatan dan laba bersih BSDE akan jauh lebih besar. Tapi, Oky belum bisa memprediksi pengaruh akuisisi tersebut karena harus menunggu laporan keuangan BSDE tahun 2010.
Yang pasti, pengelola BSDE menargetkan pendapatan tahun ini melesat 92,86% menjadi Rp 2,7 triliun dari proyeksi pendapatan tahun lalu senilai Rp 1,4 triliun. Sedang proyeksi laba bersih 2011 adalah Rp 700 miliar, menanjak 100% dari estimasi laba bersih 2010 senilai Rp 350 miliar.
Tiga analis merekomendasikan beli saham BSDE. Oky memasang target Rp 1.010 per saham dan Budhy mematok Rp 870 per saham. Sedang Winny, analis Valbury Asia Securities memasang target harga Rp 910 per saham. Harga BSDE, Senin (28/3), tetap Rp 810 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News