Reporter: Dityasa H. Forddanta | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tahun ini diperkirakan belum kembali pada level paling optimal. Kondisi ini disebabkan oleh tertundanya pembangunan kembali tungku elektrik atawa electric furnace (EF#4).
INCO seharusnya memulai proyek tersebut pada Mei dan rampung pada November tahun ini. Tapi, material proyek dan tenaga ahli dari luar negeri telat didatangkan akibat dampak pandemi Covid-19.
Manajemen INCO belum bisa memastikan kapan proyek tersebut bisa dimulai. "Masih menunggu semua status kesiapan, akan kami umumkan segera," ujar Chief Financial Officer (CFO) INCO Bernardus Irmanto kepada Kontan.co.id, Kamis (4/3).
Baca Juga: IHSG turun 1,35% ke 6.290 pada perdagangan Kamis (4/3), asing lepas ASII, INCO, ICBP
INCO menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitarUS$ 130 juta tahun ini. Sebagian besar capex digunakan untuk rebuild EF#4, pengembangan infrastruktur tambang, dan peremajaan alat. Bernadus belum mengonfirmasi apakah ada perubahan struktur capex seiring dengan penundaan rebuild tersebut.
EF#4 sejatinya tidak sepenuhnya berhenti beroperasi. Namun, tenaga atau power fasilitas tersebut saat ini tidak bisa melebihi 60 megawatt (mw).
"Setelah rebuild, power bisa di atas 65mw. Sehingga, ini akan menambah kapasitas produksi," terang Bernardus.
INCO memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte sepanjang 2020. Ini bukan pencapaian yang buruk. Tapi, INCO memiliki cita-cita mampu memproduksi 90.000 metrik ton nikel dalam matte dalam waktu dekat.
Selanjutnya: Berikut deretan saham paling moncer di tengah pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News