kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Prospek TPIA Masih Dinilai Menarik ditengah Tekanan Kinerja, Begini Ulasannya


Senin, 12 Agustus 2024 / 20:02 WIB
Prospek TPIA Masih Dinilai Menarik ditengah Tekanan Kinerja, Begini Ulasannya
ILUSTRASI. Pelabuhan Chandra Asri Group yang dikelola?Chandra Pelabuhan Nusantara di Cilegon, Banten.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) diperkirakan tertekan pada tahun ini. Meski begitu, prospeknya terangkat dengan ekspansi yang dilakukan perseroan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, TPIA mencatatkan pendapatan sebesar US$ 866,49 juta di semester I 2024. Hasil itu turun 19,36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,07 miliar.

Bottom line TPIA ambles dengan mencatatkan kenaikan rugi bersih menjadi US$ 47,46 juta. Pada semester I 2023, rugi bersih TPIA sebesar US$ 586.000.

Analis Sucor Sekuritas, Andreas Yordan Tarigan menjelaskan bahwa membengkaknya rugi bersih karena adanya pemeliharaan rutin pergantian pabrik. Pemeliharaan tersebut menyebabkan penurunan produksi yang signifikan, sebesar 31% secara tahunan (YoY) dan volume penjualan turun 26% YoY, sehingga mengimbangi kenaikan rata-rata harga jual (average selling price/ASP).

Namun, Andreas melihat volume yang lemah hanya bersifat sementara. "Sebab, TPIA akan menyelesaikan pemeliharaan dan mencapai 80%-90% tingkat operasi, tergantung permintaan pasar, pada akhir Agustus 2024," tulisnya dalam riset Senin (5/8).

Baca Juga: Strategi Chandra Asri Group Fokus Mencapai Pertumbuhan Berkelanjutan

Analis JP Morgan, Arnanto Januri menambahkan bahwa terlepas dari periode pemeliharaan, laba inti di kuartal II 2024, tidak termasuk valas, keuntungan dari instrumen keuangan derivatif, dan pendapatan lainnya, tetap berada di wilayah rugi bersih yang disebabkan oleh lemahnya spread PE/PP.

"Kami tidak melihat adanya pemulihan yang berarti pada spread PE/PP di kuartal III 2024, sehingga TPIA akan tetap berada di wilayah yang merugi di kuartal mendatang," paparnya.

Sucor Sekuritas juga berpandangan serupa, yang terlihat dari proyeksi kinerja TPIA untuk tahun 2024. Andreas memproyeksikan pendapatan TPIA sebesar US$ 1,93 miliar atau turun 10,64% YoY dari realisasi 2023 dan bottom line diperkirakan menambahan kerugian menjadi US$ 38 juta dari US$ 34 juta di 2023.

Prospek menarik

Meski secara kinerja kurang menarik, tetapi prospek TPIA dipandang menarik. Tercermin dari pergerakan harga sahamnya yang masih kuat. Sejak awal tahun, harga saham TPIA menguat 99,52% dan saat ini berada di Rp 10.475.

Direktur Reliance Sekuritas, Reza Priyambada berpandangan bahwa pergerakan harga saham TPIA masih terkait kenaikan permintaan pada saham saham grup milik Prajogo Pangestu. "Selain itu sentimen rencana akuisisi yang direspon positif oleh pelaku pasar," ujarnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (!2/8).

Sebagai informasi, TPIA bersama Glencore Pcl akan mengakuisisi Shell Energy and Chemicals Parks Singapore (SECP). Perusahaan patungan yang mayoritas dimiliki Chandra Asri dan minoritas oleh Glencore, yakni CAPGC Pte. Ltd. sepakat untuk mengakuisisi SECP, yang terdiri dari kilang minyak mentah dengan kapasitas pemrosesan sebesar 237 ribu barel per hari dan ethylene cracker berkapasitas 1,1 juta metrik ton per tahun di Pulau Bukom dan aset kimia hilir di Pulau Jurong.

Baca Juga: TPIA Menggeser AMMN, Ini Deretan Saham-Saham Big Caps Per Jumat (2/8)

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer berpandangan bahwa akuisisi SECP menjadi salah satu katalis bagi TPIA kedepannya. Menurut Mifta, aksi korporasi tersebut dapat memberikan dampak positif bagi TPIA dalam jangka panjang, khususnya pada segmen peningkatan skala operasi dan meningkatkan efisiensi produksi.

"Selain itu dengan aksi ini TPIA berpotensi memperluas pasarnya ke wilayah Asia Tenggara, sekaligus meningkatkan pangsa pasar global," paparnya.

Andreas juga menyambut positif aksi korporasi TPIA. Dia mengatakan, akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan hingga lima kali lipat.

"Meskipun rincian keuangan belum diungkapkan, kami memperkirakan CAPGC akan menambah pendapatan perusahaan sekitar US$ 300 juta dari US$ 34 juta di tahun 2023, dengan asumsi aset tersebut menghasilkan pendapatan sebesar US$ 100 miliar dan margin laba bersih sebesar 1%-4%," jelasnya.

Selain itu, pada Juni kemarin TPIA dan PT Chandra Pelabuhan Nusantara (CPAT), yang sebelumnya 100% dimiliki oleh CDI, menandatangani Akta Pemisahan (Spin Off) Unit Usaha Dermaga, Tangki, dan Fasilitas Peternakan. TPIA akan memberikan opsi kepada PT CDI untuk membeli 51% saham di CPAT dengan nilai total US$326 juta.

 

Andreas menilai bahwa setelah spin-off, TPIA akan memperluas dan melayani lebih banyak pelanggan dan pada akhirnya mengundang investor strategis.

Meski prospek menarik, Reza turut mengingatkan untuk memperhatikan realisasi dalam periode berjalan. Terlebih, mengingat kinerja TPIA yang masih tertekan.

Namun, dengan pergerakan harga sahamnya, ia menilai target harga TPIA di Rp 11.700. Adapun Mifta merekomendasikan wait and see TPIA dengan resistance selanjutnya di Rp 11.200.

Secara teknikal, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta merekomendasikan sell on strength dengan support resistance di Rp 10.025 - Rp 10.625.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×